REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Masyarakat sekitar Balaikota Yogyakarta dan sebagian Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Balaikota Yogyakarta sempat digegerkan dengan isu bom. Teror bom tersebut pertamakali dilihat oleh seorang warga yang tengah berjalan di sekitar kantor Balaikota Yogyakarta,Selasa (3/4) sekitar pukul 14.05 WIB.
Ari Nugroho Kasie ketentraman Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta mengatakan, warga tersebut melihat ada tas ransel warna hitam yang dicantelkan pagar sisi Utara kantor Walikota Yogyakarta tersebut.
Anehnya tas hitam itu bertuliskan 'Awas Ada Bom'. Melihat hal yang mencurigakan tersebut, warga masyarakat itu melaporkan ke aparat Dintib yang tengah bertugas di pos penjagaan. "Kami langsung mengecek ke lokasi dan memang ada tas hitam yang bertuliskan 'awas ada bom'," terangnya.
Melihat hal itu, pihaknya langsung menugaskan 10 personil Satpol PP Dintib untuk mengamankan lokasi agar masyarakat tidak panik. Pihaknya kata Ari, langsung melaporkan hal itu ke Polresta Kota Yogyakarta. Selang seperempat jam tim kepolisian dan Tim Gegana Brimob DIY berseragam lengkap dengan mobil penjinak bom datang ke lokasi.
Dua orang anggota tim Gegana berpakaian anti bom, langsung mengamankan tas yang diduga berisi bahan peledak tersebut. Petugas kepolisian langsung mengalihkan arus lalulintas menuju Jalan Kenari Balaikota Yogyakarta saat pemeriksaan tas tadi dilakukan. Setelah sekitar setengah jam petugas tim gegana mengamati dan meneliti serta membuka tas tersebut ternyata hanya ditemukan dua buah batu bata merah di dalam tas tersebut.
Kombes Pol, Gatot Sudibyo, Kasat Brimob Polda DIY mengatakan, pihaknya hanya menemukan dua batu bata merah di tas itu. "Yang membuat orang panik karena ada tulisan 'Awas ada bom' tadi," tandasnya.
Meski hanya batu bata merah namun barang bukti itu menurutnya tetap akan dibawa ke Markas Brimob DIY. "Ini kerjaan orang iseng, apalagi kalau bukan orang useng naruh itu di kant walikota," tandasnya.
Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Priyono mengatakan, masyarakat harus tetap hati-hati. "Saya tidak tahu kehendak pemasang apakah iseng, hal apa yang dipikirkan. Saya berharap masyarakat menciptakan Yogyakarta tetap kondusif," tegasnya.Imam sendiri tidak yakin jika teror tersebut diperuntukkan bagi Walikota Yogyakarta.