REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pasca pengesahan APBN-P 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhyono menginstruksikan jajarannya untuk melakukan penghematan besar-besaran. Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan pemerintah harus melakukan tindakan tersebut.
"Presiden sudah menginstruksikan penghematan besar-besaran," katanya, Selasa (3/4).
Ia mengatakan kalau tidak mau menaikan BBM dan tidak mau melakukan penghematan, membiarkan kendaraan mewah menggunakan BBM bersubsidi, pemerintah yang akan repot. Salah satu dampak yang ditimbulkan, yakni anggaran untuk pembangunan semakin berkurang. ”Oleh sebab itu kita harus lakukan penghematan besar-besaran,” katanya.
Menurutnya, yang dimaksud penghematan bukan berarti masyarakat tidak boleh sama sekali menggunakan premium. Penghematan itu tidak perlu diatur tapi melekat pada diri masing-masing. Ia pun meminta jajarannya menunda hal-hal yang bisa ditunda. Yang terpenting anggaran untuk infrastruktur dan belanja modal tetap berjalan.
Pemerintah, lanjutnya, pernah sukses melakukan penghematan pada awal krisis 2008. Kala itu, untuk listrik saja, pemerintah bisa menghemat hingga 20 persen. Artinya, ia melihat peluang untuk melakukan hal yang sama di tahun ini.
Pemerintah pun mengakui tidak bisa bertindak lebih lanjut selain himbauan. "Ada pemikiran untuk meminta kepada kendaraan-kendaraan tertentu untuk jangan menggunakan BBM bersubsidi. Tapi kalo dilarang kan gak ada dasarnya," katanya.