Selasa 03 Apr 2012 08:53 WIB

Ekspor Ikan Beku Maluku Tembus Pasar Eropa

Nelayan mengangkat keranjang berisi ikan hasil tangkapan mereka. (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Nelayan mengangkat keranjang berisi ikan hasil tangkapan mereka. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Komoditi non migas asal Maluku berupa ikan beku untuk pertama kalinya menembus pasaran Eropa, meskipun kontribusinya untuk realisasi nilai ekspor masih tergolong kecil.

"Selama periode Januari-Februari 2012, ikan beku yang diekspor dari pelabuhan Kota Tual berhasil menembus pasar Eropa senilai 0,16 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, Edison Ritonga di Ambon, Selasa.

Realisasi nilai ekspor Maluku pada bulan Februari 2012 hanya mencapai 8,75 juta dolar Amerika Serikat atau mengalami penurunan 17,88 persen dibanding nilai ekspor bulan Januari. Meski alami penurunan pada bulan Februari, namun jika dibanding realisiasi nilai ekspor tahunan (year on year) 2011 masih terjadi peningkatan sebesar 30,08 persen.

Negara tujuan utama ekspor komoditi non migas Maluku berupa ikan dan udang beku adalah Thailand dimana periode Januari-Desember tahun lalu senilai 11,71 dolar atau 60,37 persen dari total realisasi nilai ekspor daerah ini. Kondisi tersebut masih tetap bertahan hingga periode dua bulan pertama tahun ini dan sekitar 62,38 persen dari total nilai ekpsor kali ini disumbangkan oleh transaksi ekspor ke negara-negara Asean lainnya seperti China dan Jepang.

Menurut Edison, realisasi nilai ekspor ke China sebesar 3,27 juta dolar dan Jepang memberikan kontribusi 3,13 juta dolar selama bulan Januari dan Februari tahun ini.

Komoditi ekspor utama ke China adalah ikan beku yang diangkut dari pelabuhan ekspor Kota Tual sedangkan komoditi utama yang diekspor ke Jepang adalah udang windu tanpa kepala yang diangkut dari pelabuhan Ambon.

Sebagian negara ASEAN, Amerika Serikat dan sebagian negara Asia masih gtetap menjadi negara tujuan ekspor Maluku namun sejauh ini belum mampu menembus pasar Australia dan Afrika.

Edison menambahkan, pemerintah daerah perlu melakukan penelitian dan pengembangan yang lebih mendalam untuk mencari alasan apa yang menyebabkan sulitnya komoditi ekspor andalan daerah ini belum mampu menembus pasaran Australia atau Afrika.

"Apakah karena masalah belum bervariasinya komoditi ekspor maluku atau karena alasan lain," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement