Senin 02 Apr 2012 16:46 WIB

Jokowi: Bus Rel Lebih Cocok untuk Jakarta

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Joko Widodo
Foto: Republika/Prayogi
Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menilai kemacetan di Ibu Kota, tidak akan pernah selesai dengan memberikan fasilitas jalan bagi pengguna kendaaran. Pasalnya, cara itu hanya akan membuat kemacetan semakin parah. Menurut dia perlu untuk memberikan fasilitas bagi para pejalan kaki.

"Gerakkan orangnya, bukan (gerakkan) kendaraannya," ucap Joko, usai memberikan Kuliah Umum kepada Mahasiswa di Perpustakaan Universitas Indonesia.

Selain itu, perlu bagi Pemerintah Kota Jakarta untuk membangun otoritas baru, yang difungsikan secara manunggal sebagai 'interline' bagi Jakarta, dan kota-kota yang bersebelahan. Ia menyebutnya 'Line Transportation Authority', sebuah otoritas angkutan darat yang menghubungkan transportasi darat dari Ibu Kota dengan Kota-Kota penyangga.

"Sehingga kerjasama (antar) kota ini terus sambung menyambung, dan harus ada satu kantornya," kata Joko, yang sekarang ini masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.

Dia menambahkan, desain makro transportasi yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Jakarta saat ini sebenarnya sudah benar. Hanya menurutnya moda angkutannya yang saja yang perlu diperbanyak, atau bahkan diganti dengan moda angkutan yang lebih besar, seperti 'trem' atau bus rel.

"Kalau dengan bus kan hanya dapat 60 sampai 80 yang terangkut. Trans Jakarta sebaiknya dioperasikan dibagian pinggir Kota Jakarta saja," ujarnya.

Menurut perhitungannya dalam waktu kurang lebih tiga tahun, dengan master plan transportasi yang baik, ia mengklaim percaya diri kemacetan di Kota Jakarta, akan teratasi dengan baik pula.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement