REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU---Satelit "National Oceanic and Atmospheric Administration" (NOAA)-18 yang dioperasikan Singapura mendeteksi sedikitnya 747 titik panas (hotspot) di Sumatra selama Maret 2012 dengan penyebaran terbanyak berada di Riau.
Analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Aristya Ardhitama, Senin (2/4), mengatakan, ratusan titik panas tersebut tersebar hampir diseluruh wilayah provinsi di Sumatra. "Untuk kemunculan terbanyak terjadi di tanggal 21 Maret 2012 dengan jumlah total mencapai 169 'hotspot'. Untuk Riau itu ada sebanyak 60 titik," katanya.
Selebihnya atau sekitar 109 titik panas lagi terdeteksi berada di Jambi sebanyak 32 titik, Sumatra Selatan (25 titik), Sumatra Barat (21 titik), Aceh (11 titik), Sumatra Utara (10 titik) serta Bengkulu (9 titik) dan terakhir Provinsi Lampung yakni satu titik panas.
Kemunculan "hotspot" terbanyak berikutnya kata dia, terdeteksi pada tanggal 22 Maret 2012, yakni dengan jumlah mencapai 114 titik. "Riau tetap mendominasi kemunculan titik panas dengan jumlah yang mencapai 42 titik, berikutnya yakni Jambi dan Provinsi Sumatra Selatan," katanya.
Tingginya tingkat kemunculan titik panas pada Maret 2012 menurut Ardhitama disebabkan adanya gangguan cuaca, salah satunya yakni daerah tekanan rendah yang terbentuk di Filipina serta pergeseran matahari hingga berada tepat di garis khatulistiwa.
Dikatakan, dua gangguan ini yang kemudian menyulut bermunculannya titik panas baru hingga mencapai ratusan bahkan tersebar di hampir seluruh wilayah Sumatra.
Memasuki April 2012 ini, demikian Ardhitama, dimungkinkan jumlah kemunculan "hotspot" akan lebih minim mengingat prakiraan cuaca menunjukan sebagian besar Sumatra telah memasuki puncak musim hujan.
"Menurut prakiraan cuaca, pada umumnya hampir seluruh wilayah di Sumatra pada April ini telah memasuki puncak musim hujan. Kondisi demikian sangat dimungkinkan akan mengurangi jumlah kemunculan titik panas," katanya.