REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hasil sidang paripurna terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai hanya sebagai bentuk panggung sandiwara yang dipertontonkan kepada masyarakat Indonesia. Hasil tersebut dirasakan sebagai bentuk penipuan semata.
Keputusan maupun sikap DPR dan Pemerintah tersebut masih menuai kecaman. Bukan hanya masyarakat, Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) mengecam hal tersebut.
Konami menyatakan tetap menyerukan perjuangan rakyat Indonesia belum selesai. Kesatuan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia ini menganggap rezim SBY-Boediono telah gagal memimpin bangsa.
Dalam pandangan Konami, kegagalan SBY memimpin negara ini bukan hanya soal BBM, tetapi juga rentetan peristiwa kekerasan dan penindasan di daerah-daerah.
"Melemahnya ekonomi kerakyatan karena investor asing, meningkatnya korupsi, jumlah pengangguran dan jumlah rakyat miskin, seluruhnya menjadi alasan bahwa rezim SBY sesungguhnya telah gagal dan berkhianat pada rakyat," kata Humas Komite Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami), Firman Tri Andika, Ahad (1/4).
Ditegaskan Firman, pihaknya akan terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah, baik di Ibukota Jakarta maupun di daerah-daerah lainnya. Hal tersebut sebagai semangat atas memorandum Konami yang telah tercetus sejak 27 Januari 2012 lalu.
Konami, tegas Firman, mendesak agar SBY-Boediono turun dari tampuk kekuasaan. Bagi Firman, seluruh mahasiswa yang ditangkap aparat kepolisian adalah pahlawan perjuangan rakyat yang telah menoreh tapak-tapak sejarah bangsa dengan tinta darah dan keringat. "Tuntutan kami, turunkan SBY-Boediono serta cabut mandatnya!" tegas dia.