Ahad 01 Apr 2012 23:48 WIB

Bom Molotov dan Air Keras Dipakai Demo

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad
Peserta demonstrasi yang bertahan saat demo anti kenaikan harga BBM oleh berbagai elemen masyarakat, dan mahasiswa di Senayan, Jakarta, Jumat (30/3) malam.
Peserta demonstrasi yang bertahan saat demo anti kenaikan harga BBM oleh berbagai elemen masyarakat, dan mahasiswa di Senayan, Jakarta, Jumat (30/3) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendemo menggunakan berbagai cara untuk melawan aparat. Tidak hanya batu, mereka juga menggunakan bom molotov dan air keras untuk menyerang petugas.

Namun ternyata, bukan hanya petugas kepolisian jadi korban. Pewarta pun yang menjalankan peliputan mengalami hal sama.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, mengatakan pihaknya mencatat adanya pergeseran modus baru yang digunakan demonstran yang punya niat tidak baik.

"Saat penanggulangan massa brutal di DPR-RI kemarin, ada beberapa catatan terkait modus baru para pelaku unjuk rasa, yaitu ditemukannya bom molotov, bensin, kembang api hingga cairan kimia berbahaya," papar Rikwanto, Ahad (1/4).

Untuk itu, demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihak kepolisian akan memeriksa (sweeping) para pendemo sebelum aksinya dimulai secara acak. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Lantaran cairan kimia berbahaya yang disemprotkan pelaku, menyebabkan tiga anggota polisi dan seorang juru kamera Jak TV menjadi korban, kulitnya melepuh. Dua orang pewarta lainnya juga mengalami hal serupa. Polda Metro Jaya berupaya untuk menyelidiki perkara ini. "Kita akan coba mencari pelakunya," jelas Rikwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement