Jumat 30 Mar 2012 22:20 WIB

Jalan Arteri Slipi-Semanggi Mulai Dibuka

Ratusan demonstran menutup jalan saat bentrok dengan petugas kepolisian usai aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Jumat malam (30/3).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Ratusan demonstran menutup jalan saat bentrok dengan petugas kepolisian usai aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Jumat malam (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan arteri dari arah Slipi menuju Semanggi maupun sebaliknya sebelumnya sempat lumpuh akibat aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR. Pada sekitar pukul 21.15 WIB, jalan tersebut kini mulai dibuka kembali.

Sebelumnya ruas jalan arteri itu ditutup pada pukul 14.00 WIB saat massa dari berbagai elemen mahasiswa dan buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR. Mereka menentang rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April.

Ruas jalan tersebut dalam kondisi berantakan dengan pembatas jalan yang pada roboh. Batu-batu bekas aksi unjuk rasa bertebaran di jalanan. Bahkan, pagar besi pembatas jalan arteri dengan jalan tol dalam kota roboh.

Sementara itu, kondisi gerbang utama DPR dalam kondisi rusak parah setelah dirobohkan oleh massa pengunjuk rasa penolak kenaikan harga BBM. Pada sekitar pukul 21.00 WIB, perempatan Slipi sudah bersih dari aksi unjuk rasa setelah massa dibubarkan paksa oleh petugas keamanan.

Pos Polisi Sektor Pejompongan, Jakarta Barat, Jumat malam dirusak massa yang menolak kenaikan harga BBM. Massa melakukan pengrusakan setelah dipukul mundur dari DPR oleh petugas kepolisian. Dari pantauan Antara, kondisi kaca pospol tersebut pecah setelah dilempari baru oleh pengunjuk rasa.

Satu unit roda empat juga dirusak oleh massa pengunjuk rasa. Sementara itu, dua orang yang diduga dari massa mahasiswa diamankan oleh petugas kepolisian setelah sempat bersembunyi di gang kawasan pemukiman yang berada di seberang Gedung DPR.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement