REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota, Jawa Barat, mengimbau rencana aksi kaum buruh secara besar-besaran pada Jumat (30/3) dalam rangka menolak kenaikan harga bahan bakar minyak tidak dilakukan dengan cara menutup Tol Jakarta-Cikampek.
"Tidak boleh ada penutupan di tol. Kita akan tetap lakukan pengamanan berikan pemahaman dan penanganan yang baik," kata Kapolresta Bekasi Kota Kombespol Priyo Widiyanto di Bekasi, Kamis (29/3).
Dia mengaku belum memperoleh pengajuan izin aksi demo tersebut dari kalangan buruh. Namun, pihaknya akan tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala anarkisme di lapangan sebagai buntut aksi demo dari pihak mana pun di lapangan.
"Segala bentuk pelanggaran hukum ada sanksinya. Kami akan bersikap tegas terhadap pihak mana pun yang melanggar," katanya. Priyo mengaku akan menempatkan petugasnya di sejumlah lokasi gerbang tol guna memantau jalannya rencana aksi tersebut.
Personel yang dikerahkan akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. "Bila memang mendesak untuk dilakukan penambahan personel, kita akan minta 'beckup' pasukan dari Polda Metro Jaya," katanya.
Sementara itu, kaum buruh yang tergabung dalam aliansi Forum Solidaritas Buruh Kota Bekasi mengancam menutup akses tol menuju Jakarta bila pemerintah tetap menaikkan harga Bahan Bakar Minyak.
"Bila pemerintah tetap menaikkan harga BBM pada sidang Paripurna besok, seluruh buruh siap menutup Tol Jakarta-Cikampek dengan menerobos masuk tol menggunakan sepeda motor," ujar juru bicara FSBKB, Masrul Zambak.
Menurut dia, massa buruh yang akan digerakkan dalam aksi penutupan tol tersebut akan lebih besar daripada jumlah aksi yang sama pada Januari lalu.
"Sejumlah aliansi buruh dari Kabupaten Bekasi, Depok, Karawang, dan Tangerang sudah sepakat akan bergabung menutup akses tol. Kita akan buat lautan buruh di Tol Jakarta-Cikampek," katanya.