REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi unjuk rasa untuk menentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Jumat (30/3) ini. Polri akan mewaspadai aksi unjuk rasa yang akan berlangsung seiring dengan rapat paripurna di DPR ini.
"Untuk besok (30/3), kita masih menunggu sampai sore ini berapa yang akan melakukan unjuk rasa, kita masih menunggu hingga malam untuk melihat pola pengamanannya nanti," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Polisi Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/3).
Saud menambahkan Polri akan memerintahkan setiap Polda di wilayah masing-masing untuk melakukan evaluasi terhadap pengamanan aksi unjuk rasa yang dilangsungkan pada Jumat (30/3). Ia pun berharap aksi unjuk rasa tersebut tidak akan berjalan rusuh dan melakukan pelanggaran hukum.
Ia mengaku pihaknya selalu mengomunikasikan dengan memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai aksi unjuk rasa yang tidak melanggar hukum. Ia pun berjanji polisi tidak akan menggunakan senjata api (senpi) dalam menangani aksi tersebut.
"Kita pun menggunakan tangan kosong, hanya dilengkapi tongkat dan tameng. Kalau aksi unjuk rasa berjalan rusuh, polisi akan menembakkan gas air mata dan //water cannon//," ujarnya. Namun, ia tak menutup kemungkingan menggunakan senjata dalam menghalau massa, walau bukan senjata dan peluru tajam. Semua itu, kata dia, tergantung kondisi di lapangan.