REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah mengatakan, Partai Golkar tetap mendukung pemerintah terkait rencana kenaikan harga BBM. Ia pun tidak melihat munculnya suara-suara anggota Partai Golkar yang menentang kenaikan BBM sebagai sikap partai.
"Dalam pengambilan suara di fraksi, mereka satu suara. Ketum Golkar pun tak pernah katakan tak setuju kenaikan BBM. Bahkan dia pernah mengatakan jangan Rp 1.500, bisa lebih. Ini untuk menyeimbangkan APBN," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/3).
Karenanya, Jafar yakin dapat menang jika diadakan voting untuk pengambilan keputusan terkait hal ini pada Jumat (30/3) besok. Pasalnya, suara partai koalisi dianggap konsisten mendukung rencana pemerintah tersebut. "Suara kami kalau semua konsekuen, Demokrat, Golkar, PPP, PAN dan PKB, saya rasa kami masih berada suara 64 persen," papar Jafar.
Terkait Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tetap menolak kenaikan BBM, ia menilai itu sebagai sikap partai. Selain itu, tak selalu bisa dikaitkan dengan koalisi. Sehingga, apa pun risiko yang dihadapi PKS harus siap. Apalagi, itu sudah menjadi keputusan resmi partai yang dikeluarkan pada saat mukernas.
"Kalau Demokrat tidak bersikap untuk ini. Masuk koalisi keinginan semua. Menyatu dalam koalisi baik di legislatif maupun eksekutif. Kalau fraksi dan partai yang bersangkutan tidak ingin di koalisi berarti pernyataan maka Demokrat tidak mampu menahannya," bebernya.
Jafar pun melihat sikap itu sebagai hal yang biasa saja dan tidak ingin menanggapinya secara serius. Tidak juga memandang itu sebagai gertak sambal. Ia juga mengakui kalau PKS sudah memberikan surat berupa tiga opsi. Namun, intinya PKS setuju kalau APBN-P memberikan alokasi anggaran Rp 225 triliun. "Termasuk menyerahkan kepada pemerintah apakah menaikkan atau tidak menaikkan," tandasnya.