Kamis 29 Mar 2012 14:30 WIB

Seorang Pendemo Tertembak di Bagian Paha, Kondisinya Serius

Massa demonstran menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Enny Nuraheni
Massa demonstran menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM---Khairudin, seorang pengunjuk rasa terkait aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), di ruas jalan nasional yang mengakses Bandara Sultan Salahudin, Kabupaten Bima, NTB, Kamis (29/3) sekitar pukul 13.30 Wita, terkena tembakan hingga roboh.

Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) AKBP Sukarman Husein, membenarkan hal itu, ketika dikonfirmasi di Mataram, beberapa saat setelah kejadian. "Memang ada penembakan mengenai paha, saat ini pelurunya masih bersarang dalam paha, tetapi belum jelas kronologi penembakan itu. Saya masih himpun data terutama dari Kapolres Bima," kata Sukarman.

Sukarman juga belum bisa merinci jenis peluru yang bersarang di paha mahasiswa semester VI Universitas Taman Siswa, Bima, itu. Menurut polisi, unjuk rasa itu telah berindikasi tindakan anarkis berupa aksi blokade ruas jalan nasional yang merupakan satu-satunya jalan akses ke Bandara Sultan Salahuddin, dari Kota dan Kabupaten Bima.

Bahkan, ruas jalan itu merupakan satu-satunya jalan akses ke kabupaten lain di Pulau Sumbawa, NTB.

Massa aksi yang berjumlah sekitar 400 orang itu, bersikeras hendak berunjuk rasa di kawasan bandara, namun polisi yang dibantu satuan TNI berupaya menghadang pergerakan mahasiswa hingga mencuat aksi blokade jalan.

Sempat terjadi aksi pelemparan baru dari arah kerumunan mahasiswa, sehingga polisi menembakkan gas airmata, hingga tembakan mengenai sasaran, dan seorang pengunjuk rasa terkena hingga roboh di jalan, meski nyawanya masih dapat diselamatkan.

Sedangkan versi pengunjuk rasa, sebagaimana diceritakan Adi Supriyadi selaku koordinator aksi, ketika dihubungi dari Mataram, bentrokan terjadi saat polisi dibantu aparat TNI berupaya membubarkan paksa massa sejak pagi memblokade jalan.

Menurut Adi, massa aksi memang terprovokasi hingga terjadi aksi saling lempar batu. Ia mengakui lemparan pertama berasal dari arah barisan mahasiswa.

Polisi lalu merangsek ke arah massa, sehingga aksi saling pukul tak terhindarkan. Saat itu, sepuluh mahasiswa ditengarai memprovokasi aksi ditangkap. "Beberapa teman kami luka-luka akibat pukulan. Sekitar 10 orang teman kami ditangkap dan dibawa aparat kepolisian," ujarnya.

Selanjutnya, perlawanan massa makin menjadi-jadi ketika mengetahui sepuluh temannya ditangkap. Mereka berupaya membebaskan teman mereka, sehingga bentrok memanas.

Polisi kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata ke arah massa. Mahasiswa berhamburan, kocar kacir berlarian mundur menuju jembatan Padolo, 300 meter arah timur Bandara Salahuddin.

Saat mundur ke jembatan Padolo itulah, Khairuddin tiba-tiba terjatuh bersimbah darah, setelah terkena tembakan di paha kiri. Peluru juga melukai lengan kanannya.

"Saat ini Khairuddin tengah dirawat di Puskesmas Kecamatan Bolo. Rencananya akan dirujuk ke RSU Bima, karena lukanya serius," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement