REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO---Sungguh ironis. Ketika aksi demo menentang kenaikan harga BBM sekira Rp 6.000, justru bensin eceran seharga yang diributkan itu laris manis dibeli warga. Itulah yang terjadi di Kota Gorontalo. Bensin eceran yang dijual di depot-depot khusus laris dibeli warga, Kamis (29/3).
Padahal, harganya terbilang mahal, yaitu sekitar Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per liter. Hal itu terjadi karena ada beberapa SPBU sempat tutup setelah mendengar akan ada aksi unjuk rasa mahasiswa besar-besaran menolak kenaikan harga BBM.
Sejumlah warga pengendara mobil, sepeda motor dan bentor menyerbu depot-depot eceran yang berjualan di tepi jalan, karena sementara ini sulit mendapatkan bensin dari SPBU.
Ada juga warga mengaku panik dan khawatir tidak akan mendapatkan bensin dalam beberapa hari ke depan, karena SPBU di Kota Gorontalo ditutup untuk sementara waktu. "Biar harganya sedikit mahal, tetapi bisa untuk menutupi bensin yang kosong saat ini," kata Farid, salah satu warga setempat.
Sementara itu, salah satu SPBU di Jalan Raja Eyato, Kota Gorontalo, yang masih dibuka untuk jualan BBM, terjadi antrean kendaraan yang cukup panjang.