REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Pemerintah terus mendorong warga miskin khususnya yang tinggal di perkotaan untuk ikut program keluarga berencana (KB) guna mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia.
"BKKBN mendorong warga miskin khususnya yang tinggal di perkotaan untuk ikut program KB," kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Julianto Witjaksosno di Jakarta, Rabu (28/3).
Julianto menjelaskan, orang miskin perkotaan ikut menyumbang pertumbuhan penduduk dalam jumlah besar karena masih ada diantara mereka yang belum ikut program KB. "Masyarakat miskin yang tinggal diperkotaan rata-rata memiliki jumlah anak antara tiga sampai enam orang," katanya.
Untuk itu, kata dia, BKKBN ingin menyentuh masyarakat miskin perkotaan dengan sentuhan program KB dengan pola jemput bola dan gratis atau tidak dipungut biaya.
"Hal itu kita yakini bisa menyukseskan program pengendalian jumlah penduduk dan juga bisa meningkatkan indeks pembangunan manusia sehingga bisa berdampak luas bahkan bisa mengurangi angka kemiskinan," katanya.
BKKBN tambah dia menargetkan agar angka rata-rata jumlah anak yang dimiliki keluarga miskin dan non miskin turun menjadi 2,1 anak di tahun 2014.
Dia juga optimis bahwa pola jemput bola bisa efektif untuk menyentuh masyarakat miskin perkotaan agar ikut program KB mengingat selama ini mereka sulit mengakses pelayanan KB.
Sementara itu, Menurut riset Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September 2011 mencapai 29,98 juta orang dan 10,95 juta diantaranya berada di perkotaan.