REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Serangkaian aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM terjadi di sejumlah lokasi di DKI Jakarta, Selasa (27/3). Dari berbagai aksi itu, salah satu unjuk rasa yang digelar di sekitar Gambir, Jakarta Pusat, berakhir dengan bentrokan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, menjelaskan, bentrokan tersebut terjadi saat sejumlah mahasiswa hendak melakukan long march ke Istana Negara. Polisi melihat kegiatan yang mencurigakan dari mahasiswa yang melakukan aksi itu. Makanya, petugas menyekat dan menghadang untuk memeriksa mereka.
Namun, lanjutnya, sejumlah mahasiswa itu menolak dan menghindar. Jumlah mereka pun semakin banyak dan bahkan ada yang memprovokasi dengan merusak satu unit mobil Xenia. “Pelapor atas perusakan mobil Xenia itu bernama Agus Soleh,” tutur Rikwanto.
Tidak hanya merusak mobil, kata Rikwanto, kelompok pendemo itu mulai mengganggu ketertiban. Gangguan ketertiban itu ditunjukkan dalam bentuk mengganggu masyarakat lain yang tengah melalui ruas jalan tempat unjuk rasa digelar. Pemeriksaan pun kembali ditolak mereka, sehingga aparat memutuskan membubarkan kelompok itu dan dilawan.
Setelah usai bentrokan, polisi melakukan pemeriksaan atas sejumlah mahasiswa yang terlibat bentrokan tersebut. Dari mereka, polisi berhasil menyita sejumlah batu dan bom molotov dalam tas yang mereka kenakan serta kayu yang mereka bawa. “Jumlah bom molotov yang masih utuh ada 20 buah,” ungkap Rikwanto di Mapolda Metro Jaya. Dia menyimpulkan, mereka datang bukan untuk ikut aksi unjuk rasa, melainkan bertujuan membuat kerusuhan.