Selasa 27 Mar 2012 14:34 WIB

Solo Masih Steril dari Serangan Tomcat

Tomcat
Tomcat

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Kota Solo sementara ini dinyatakan masih aman dari wabah serangga tomcat (Paederus riparius). Kepala Dinas Pertanian Kota Surakarta, Weni Ekayanti mengatakan, di Solo belum ditemukan adanya tanda-tanda serangan serangga rove itu.

"Di kota ini belum ditemukan adanya tanda-tanda serangan serangga tomcat seperti yang terjadi di daerah Jawa Timur," kata Weni di Solo, Selasa (27/3).

Weni menjelaskan, lahan persawahan di Solo kini tinggal sedikit, sehingga jarang ditemukan serangga tomcat yang biasanya hidup di daerah persawahan.

Tomcat merupakan predator dari hama wereng coklat yang biasa hidup di sawah. Sebenarnya serangan serangga tersebut tidak berbahaya dan yang menjadi masalah adalah jika cairan beracun dari hewan ini mengenai manusia.

"Serangga tomcat biasanya hidup di sawah-sawah sebagai predator wereng coklat. Di Solo sekarang untuk lahan persawahan minim jadi kemungkinan adanya serangan serangga tomcat juga kecil," katanya.

Daerah persawahan di Solo kini tinggal tiga wilayah yaitu di Laweyan, Banjarsari, dan daerah Jebres. Selama tomcat masih berada di area persawahan tidak akan menjadi masalah, tetapi jika sudah memasuki lingkungan pemukiman penduduk dan cairan beracunnya menyebar, hal ini yang bisa membahayakan.

Sebenarnya, hewan ini bisa ditangani dengan pestisida. Untuk membasmi serangga ini, masih kata Weni, bisa menggunakan pestisida alami yang dibuat dari campuran daun imbau, sereh, dan lengkuas yang ditumbuk jadi satu kemudian dicampur dengan lima liter air dan disemprotkan ke serangga tersebut.

"Jadi kalau sampai masuk ke lingkungan pemukiman, masyarakat bisa melakukan pembasmian sendiri dengan pestisida alami yang dinilainya lebih murah dan dampaknya kecil tetapi efektif," katanya.

Meski di Solo area persawahan minim, tetapi juga selalu dilakukan pemantauan, karena di sejumlah wilayah terjadi serangan hewan tersebut. "Kita juga sudah melakukan pemantauan, tetapi syukur tidak ditemukan hewan ini hingga mewabah," katanya.

Serangga berwarna orange dan hitam itu tidak pernah mengganggu manusia jika tidak ada pemicunya. Tomcat diduga menyerang karena hama-hama padi mulai berkurang sehingga tomcat harus berebut makanan untuk bertahan hidup. "Tomcat tidak menyerang manusia, selama tidak diganggu. Biasanya mereka masuk ke dalam rumah dan bersarang di balik kasur dan di langit-langit atau tempat yang tidak terjamah di dalam rumah," tuntas Weni.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement