REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ratusan mahasiswa yang berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM enggan bergabung bersama PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan). Mahasiswa menolak ketika diminta berorasi di atas truk yang disediakan partai berlambang banteng itu.
"Kami ini datang secara independen, tanpa ada tendesius untuk menekan partai tertentu. Perjuangan kami murni untuk rakyat, dan tidak sarat politik," ujar Naji, perwakilan mahasiswa dari elemen LMND (Lembaga Mahasiswa Nasional Demokrasi.
Hal senada diungkapkan, Mulyadi, kordinator BEM ITS (Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Tekhnologi Surabaya). ia bersama ratusan mahasiswa lainnya lebih memilih berorasi sendiri dan tak bergabung bersama PDIP. "Jalur kami beda," singkatnya.
Meski hanya membawa sebuah TOA (pengeras suara), mahasiswa tetap menyampaikan aspirasinya secara terpisah dari PDIP yang juga melakukan aksi dengan dibantu peralatan 10 buah speaker aktif.
Seperti diketahui, lebih dari 5.000 kader PDIP tumpah ruah di jalan Gubernur Suryo untuk menyampaikan aspirasi penolakan kenaikan harga BBM.