REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA- Mahasiswa diharapkan tetap santun dalam berunjuk rasa menolak kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga bahan bakar minyak per 1 April 2012, kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid.
"Mahasiswa sebagai 'agent of change' atau agen perubahan memang dibutuhkan untuk menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, mahasiswa seyogianya tetap santun dalam melakukan aksinya," katanya di Yogyakarta, Senin (26/3).
Menurut Edy yang juga Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, menjelang kenaikan harga BBM, mahasiswa diharapkan sigap dalam meresponnya. Namun demikian, dalam merespons rencana kenaikan harga BBM itu, mahasiswa diharapkan tetap mengedepankan intelektualitas.
"Kami sangat mendukung langkah mahasiswa yang turut berpartisipasi aktif dalam merespons isu kenaikan harga BBM tersebut. Namun, kami berharap mahasiswa, khususnya mahasiswa UII tetap menjunjung tinggi nama baik dan visi universitas," katanya.
Ia mengatakan mahasiswa khususnya mahasiswa UII silakan mengekspresikan suara rakyat, tetapi sampaikanlah segala aspirasi itu berdasarkan fakta disertai data valid sekaligus solusi alternatifnya sehingga akan menjadikannya lebih argumentatif.
Edy berharap mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa UII pada khususnya tetap mampu menunjukkan identitasnya sebagai kaum akademisi, intelektual, bermoral, dan bermartabat dalam melaksanakan aksi menolak kenaikan harga BBM.
"Selain itu, juga menjunjung tinggi visi rahmatan lil'alamin. Jika hal itu terpenuhi, maka niscaya terhindar dari anarkisme dan perilaku yang tidak terpuji dalam aksi untuk menyampaikan aspirasi rakyat menolak kenaikan harga BBM," kata Edy.