Senin 26 Mar 2012 19:00 WIB

Panen Raya, Harga Gabah Masih Tinggi

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Chairul Akhmad
Para pekerja di sebuah penggilingan gabah menjemur dan membersihkan gabah kering.
Foto: Antara
Para pekerja di sebuah penggilingan gabah menjemur dan membersihkan gabah kering.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Memasuki puncak panen raya, harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu masih tinggi. Gabah milik petani pun banyak diburu para tengkulak, termasuk dari luar daerah.

Berdasarkan pantauan, musim panen sudah hampir merata di berbagai kecamatan di Kabupaten Indramayu. Di antaranya, di Kecamatan Tukdana, Bangodua, Widasari, Cikedung, Lelea, dan Kroya.

"Harga gabah sekarang memang masih tinggi," ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, Senin (26/3).

Untuk gabah kering panen (GKP) dengan kualitas yang baik, harganya berkisar antara Rp 3.700 per kg - Rp 3.800 per kg. Sedangkan GKP dengan kualitas yang kurang baik akibat serangan hama maupun hujan, harganya sekitar Rp 3.100 - Rp 3.200 per kg. Sedangkan gabah kering giling (GKG), harganya juga bervariasi tergantung kualitasnya. Namun, kisarannya antara Rp 3.800 per kg – Rp 4.100 per kg.

Sementara berdasarkan Inpres No. 3 tahun 2012, harga pembelian pemerintah (HPP) GKP mencapai Rp 3.300 per kg di tingkat petani dan Rp 3.350 per kg di tingkat penggilingan. Sedangkan GKG, harganya Rp 4.150 per kg di tingkat penggilingan dan Rp 4.200 per kg di gudang Bulog.

Menurut Sutatang, gabah milik petani saat ini banyak diburu oleh pembeli. Meski sebagian besar berasal dari Kabupaten Indramayu, namun banyak juga pembeli yang berasal dari luar daerah.

Salah satunya dari Kabupaten Cirebon. Sejak sekitar setengah bulan yang lalu, para tengkulak dari Kabupaten Cirebon memburu gabah milik petani di Kabupaten Indramayu. Iring-iringan truk pengangkut gabah milik mereka pun terlihat setiap sore di ruas jalan Cikamurang - Jangga menuju pantura utama Cirebon. "Tengkulak dari Cirebon memang banyak memborong gabah dari sini," ujar seorang petani di Desa Jatimunggul, Kecamatan Terisi, Taryadi.

Taryadi menjelaskan, para tengkulak asal Kabupaten Cirebon selama ini dikenal cerdik dalam melakukan pembelian gabah kepada petani. Pasalnya, mereka sering memanfaatkan warga lokal untuk membeli gabah "gantungan" (gabah eceran milik para buruh tani) dibandingkan gabah dari petani pemilik sawah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement