REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Seorang tenaga kerja Indonesia asal Pamekasan, Madura, Jawa Timur, meninggal dunia di tempat kerjanya di Malaysia, akibat tabrakan kendaraan bermotor.
Korban bernama Achmad Sujaie (26) warga Dusun Maroloh, Desa Rekkerek, Kecamatan Palengaan.
"Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 21.00 WIB," kata famili korban Mohammad Nuri kepada ANTARA melalui saluran telepon seluler, Ahad malam. Korban tertabrak saat berupaya melarikan diri dari kejaran polisi Malaysia saat mengendarai sepeda motor. Ia diduga dikejar polisi karena melanggar rambu-rambu lalu lintas.
"Kabarnya polisi yang mengejar Sujaie ini menyalib dan menghadangkan sepeda motornya. Sedang si Sujaie ini dengan kecepatan tinggi," tutur Nuri. Akibatnya, tabrakan antara Sujaie dengan polisi tidak terhindari dan korban tewas di lokasi kejadian, begitu pula dengan polisi Malaysia.
"Kejadiannya kemarin malam," terang Mohammad Nuri. Pada Ahad (25/3) pagi jenazah TKI Achmad Sujaie diterbangkan dari Malaysia dan tiba di bandara Juanda sekitar pukul 09.00 WIB.
Sujaie berangkat sebagai TKI ke Malaysia sejak lima bulan lalu, bersama istrinya. "Tapi istrinya tidak ikut pulang, karena terkendala biaya. Dia masih tetap bekerja di Malaysia," katanya menjelaskan.
Almarhum meninggalkan seorang anak yang kini masih duduk di bangku sekolah kelas III.
Desa Rekkerek, Kecamatan Palengaan ini terletak sekitar 20 kilometer dari Kota Pamekasan. Sedangkan Dusun Maroloh, terletak di perpabatasan dengan Desa Rangperang Daja.
Kedatangan jenazah TKI tewas bernama Achmad Sujaie yang tewas akibat kecalakaan lalu lintas ini, belum diketahui oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakerktrans) setempat.
"Kami baru melaporkan kepada aparat desa saja," kata keluarga korban lainnya, Samsul, Ahad malam. Samsul menuturkan, tangis haru para kerabat dan keluarga dekat korban sempat mewarnai kedatangan jenazah, bahkan salah seorang saudara Achmad Sujaie sempat pingsan.
"Malam ini juga jenazah Achmad Sujaie akan dikebumikan di pemakaman umum Desa Rekkerek," terang Samsul.
Ikuti Whatsapp Channel Republika