Jumat 23 Mar 2012 22:06 WIB

Ditinggal Shalat Jumat, Wartawan Kemalingan Rp 20 Juta

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akibat teledor menaruh barang, wartawan Jawa Pos Dhimas Ginanjar harus merelakan beberapa perangkat kerjanya dicuri maling. Peristiwa naas itu terjadi saat dirinya menunaikan shalat Jumat di Masjid Al Jihad di Kranggan, Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (23/3).

Dhimas yang tinggal di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menjelaskan kalau orang tua dan saudaranya baru datang dari Mojokerto, Jawa Timur, untuk menjenguknya. Tidak berselang lama setelah bertemu, imbuh Dhimas, keluarganya merencanakan untuk menggelar silaturahim dengan mengunjungi rumah kerabat di Kota Bekasi.

Pada pukul 12.00 WIB, dia bersama tiga anggota keluarga berangkat salat Jumat ke Masjid Al Jihad. Jarak yang cukup jauh dari tempat saudaranya membuat keluarga dari Mojokerto ini harus menggunakan mobil menuju masjid. Di dalam mobil, terang dia, ada tas berisi kamera diletakkan di bagasi yang ditutupi dengan handuk dan tumpukan tas lainnya.

Sampai di masjid, Dhimas parkir mobil di sisi Jalan Garuda 10. Padatnya parkiran oleh jamaah lainnya membuat mobil yang dikendarainya mendapat parkir di sisi belakang dan paling ujung. "Jarak dengan masjid kira-kira 50 meter," tuturnya.

Dia dan keluarganya sampai masjid saat takmir masih memberikan pengumuman-pengumuman sebelum azan dikumandangkan. Dhima melanjutkan, sekitar pukul 12.40 WIB, shalat Jumat selesai. Saat kembali ke parkiran, mobilnya tetap paling ujung dan tidak banyak yang berubah. Kecuali, handuk penutup berada di sisi kiri mobil. Adapun kaca belakang sebelah kiri Avanza sudah hancur dan sampai masuk ke dalam bagasi. "Dugaan saya, kaca dipecah menggunakan benda keras sambil didorong oleh pelaku," ujarnya.

Setelah diperiksa, ucap Dhimas, tas berisi Laptop Compat Core i5, Nikon D7000, Lensa fix Nikon 50mm F:1,8, Lensa Sigma 70-300mm, buku tabungan, dan beberapa barang berharga hilang. "Kerugian diperkirakan mencapai Rp 20 juta," keluhnnya.

Lantas, Dhimas melapor ke Pos Polisi Jati Sampurna dan ditemui oleh Aiptu Marsidi. Tapi oleh petugas dia hanya mendapat jawaban hanya bisa mendata kehilangan dan melakukan cek tempat kejadian perkara (TKP). Kalau ingin ditingkatkan ke penyelidikan, pihaknya disarankan melapor ke Polsek Pondok Gede.

Dia mengkritik kinerja polisi tersebut sebab saat melapor itu tidak ada pemeriksaan lain, kecuali data-data standar seperti nama, alamat, dan inventaris barang kehilangan yang digunakan untuk membuat laporan kehilangan barang.

Saat ini, Dhimas sedang dalam persiapan melaporkan ke Polsek Pondok Gede, sembari menunggu perasaannya tenang. "Memang ada unsur keteledoran saya. Tapi ini barang-barang keseharian untuk kerja sehari-hari yang saya beli dari hasil jerih payah selama menjadi wartawan hampir empat tahun ini," sesal Dhimas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement