Jumat 23 Mar 2012 10:19 WIB

CPO Indonesia Paling Tinggi Turunkan Emisi

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Djibril Muhammad
Bea keluar CPO turun
Bea keluar CPO turun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pertanian Suswono menegaskan crude palm oil (CPO) Indonesia memiliki daya paling tinggi untuk menurunkan emisi. "Menurut penelitian, ini yang paling efisien dibanding minyak dari kedelai maupun jagung," katanya saat ditemui di kantornya, Kamis (22/3).

Karenanya, ia menuturkan tudingan AS selama ini yang menilai CPO Indonesia merusak lingkungan amat tidak beralasan. "Kita sedang kirimkan jawaban ke AS, kalau tidak diterima berarti AS hanya mencari-cari sesuatu dan tidak fair," tegasnya.

Sebelumnya, CPO Indonesia dianggap tidak memenuhi syarat minimal standar energi terbarukan AS terkait emisi gas rumah kaca, sebesar 20 persen. Notice of data availability (NODA) dari Environment Protection Agency (EPA) AS menyebutkan biofuel CPO Indonesia berada di level 17 persen.

Sedangkan untuk renewable diesel, EPA mencatat minimal standar energi terbarukannya hanya 11 persen. AS pun meminta tanggapan Indonesia paling lambat 28 Februari tetapi kemudian mundur hingga 28 Maret nanti.

Dari data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI), hasil riset peneliti Indonesia dan Uni Eropa menunjukan CPO sebagai bahan biofuel mampu mengurangi emisi gas buang 37 hingga 49 persen. Ini jauh dari emisi yang mampu diserap kedelai dan jagung yang mendominasi ekspor AS.

Akibatnya sebagian pihak menilai AS merasa kehadiran sawit sebagai ancaman bagi komoditas ekspor utama AS itu. Apalagi, harga CPO cenderung lebih murah dibanding harga minyak kedelai dan jagung sekitar 1.084 dolar AS per ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement