REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Untuk menambah 21 armada baru di 2012 ini, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah menggelontorkan biaya investasi senilai 450 juta dollar AS. Namun kenaikkan harga avtur memaksa Garuda Indonesia untuk mengurangi pemberian tiket-tiket murah atau promosi. Garuda Indonesia pun telah memberikan sinyal untuk menaikkan harga tiket pesawatnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, mengungkapkan bahwa harga minyak dunia sangat sulit untuk diprediksi. Meskipun pemerintah Arab Saudi sempat mengatakan kesiapannya untuk membajiri suplai jika dunia kekurangan minyak, Emir mengingatkan masyarakat untuk membiasakan diri dengan harga minyak di atas 100 dollar AS per barel.
Emir pun menyatakan kemungkinan untuk menaikkan harga tiket untuk penerbangan domestik. "Nanti kita bicara ke INAKA (asosiasi angkutan penerbangan), dan sudah beri signal ke Kementerian Perhubungan soal batas atas, tapi sampai saat ini batas atas pun belum kena," ujar Emir usai melalukan konferensi pers kinerja Garuda Indonesia 2011 di Jakarta, Rabu (21/3).
Dalam setahun, Garuda Indonesia mengeluarkan 1,1 miliar dollar AS untuk membeli avtur, yang 70 persen di antaranya kepada Pertamina. Emir juga menambahkan bahwa pihaknya berencana memberlakukan 'future charge' seperti yang umum diberlakukan maskapai internasional.