Rabu 21 Mar 2012 11:48 WIB

Gara-gara Tokek Diburu, Populasi Tomcat Meledak?

Serangga 'Tomcat'
Foto: kaskus
Serangga 'Tomcat'

REPUBLIKA.CO.ID, bSURABAYA --  Ketidakseimbangan dalam ekosistem di Kota Surabaya khsususnya di wilayah konservasi hutan mangrove di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) menyebabkan pemangsa serangga beracun tomcat atau kumbang rove berkurang dan menyerang manusia.

"Atau bisa juga karena habitatnya rusak atau berkurang sehingga serangga ini keluar dan manusia yang ada di sekitarnya yang akan terganggu," kata aktivis lingkungan Wawan Some, di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, kumbang rove ini tidak menyengat atau menggigit, namun akan mengeluarkan cairan hemolimf yang terdapat di dalam tubuh (kecuali sayap) kumbang ini mengandung racun berbisa. Toksin ini dikenali sebagai "aederin" (C24 H43 O9 N).

"Yang terkena bisa membuat badan meriang," ujar Wawan yang juga sebagai Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya ini.

Wawan mengatakan banyak orang yang awalnya menduga bahwa pemangsa serangga ini adalah burung, namun beberapa refrensi menyebutkan pemangsa utamanya justru tokek.

"Bisa jadi perburuan tokek menjadi penyebab populasi tomcat meningkat. Bisa juga populasinya tomcat ini menyerang karena habitatnya rusak atau terganggu. Semak belukar biasanya menjadi habitat dari serangga ini," ujarnya.

Ia menduga hal ini dikarenakan pembukaan hutan mangrove di Pamurbaya menyebabkan habitatnya terganggu atau berkurang akibatnya serangga ini migrasi mencari habitat baru.

"Jadi penyebab bisa jadi karena pemangsanya berkurang atau habitat rusak. Kalau polulasi di dialam tinggi mungkin penyebab utama pemangsa yang hilang tapi kalau populasi tidak banyak bisa jadi karena habitatnya hilang atau rusak," katanya.

Serangan ulat bulu beberapa waktu lalu dan disusul tomcat saat ini menunjukkan ada ketidakseimbangan dalam ekosistem. "Kalau ini yang pasti penyebab utamanya manusia. Habitat yang rusak atau pemangsa yang hilang (punah) menjadi dua penyebab utama," katanya.

Hal penting yang diambil dari kasus ini, kata dia, adalah semua mahluk hidup di bumi ini punya fungsi penting untuk menjaga keseimbang ekosistem. Satu jenis punah atau populasi berkurang maka jenis lain akan terpengaruh.

Diketahui sekitar 103 warga yang menjadi korban dari sengatan serangga beracun tomcat yang kulitnya terbakar atau melepuh kini dirawat di 13 Puskesmas di Kota Surabaya, Selasa.

Adapun 13 puskesmas meliputi puskesmas Keputih, Kenjeran, Mulyorejo, Pakis, Medokan Ayu, Pacar Keling, Sidotopo, Rangkah, Sawahan, Wiyung, Kebonsari, Sememi (Benowo) dan Putat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement