REPUBLIKA.CO.ID,PALU--Pangkalan TNI AL Palu, Sulawesi Tengah, mengerahkan tiga kapal perang untuk mencegah penimbunan bahan bakar minyak yang biasanya untuk dijual antarpulau melalui Selat Makassar.
Komandan Lanal Palu Kolonel Laut (P) Boedi Oetomo di Palu, Rabu, mengatakan kapal yang dikerahkan itu adalah KRI Birang 831, Kapal TNI AL Andau, dan Kapal Patroli Keamanan Laut (Patkamla) Pantoloan. "Saat ini KRI Birang 831 masih di tengah laut," katanya.
KRI Birang 831 buatan tahun 2010 itu mempunyai panjang badan 40 meter dan dirancang dapat melaju dengan kecepatan 29 knots karena didorong oleh dua buah mesin diesel berkekuatan 1.250 HP.
KRI Birang 831 sendiri berada di bawah kendali Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) VI Makassar, Sulawesi Selatan.
Sedangkan Lanal Palu hanya memiliki dua kapal patroli yakni KAL Andau buatan tahun 1983 dan Kapal Patkamla Pantoloan buatan tahun 1996. "Kami selalu melakukan koordinasi dengan Lantamal VI Makassar untuk mengamankan wilayah laut," kata Boedi.
Ia mengatakan pengawasan wilayah laut tersebut dilakukan secara rutin guna mengantisipasi penjualan BBM ilegal dari atau menuju Sulawesi Tengah.
Selain itu, kata dia, patroli itu juga bertujuan untuk mengamankan wilayah laut dari aksi kejahatan lainnya seperti penyelundupan kayu, pakaian impor bekas, atau praktik penangkapan ikan ilegal.
Ia mengatakan hingga saat ini belum menjumpai pengangkut BBM ilegal di laut.
Boedi mengatakan koordinasi antar Pos TNI AL (Posal) yang ada di Sulawesi Tengah juga terjalin.
Saat ini, menurut dia, Lanal Palu membawahi enam Posal, yakni Posal Ogoamas di Pantai Barat, Posal Tanjung Melontobang, Posal Donggala, Posal Parigi, Posal Ampana dan Posal Luwuk.
Pada awal Maret 2012,TNI AL Palu berhasil menangkap lima pembajak kapal penarik tongkang (tugboat) ketika menuju perairan Teluk Palu.
Para perompak itu saat ini masih menjalani proses hukum, dan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.
Tugboat berikut tongkang itu rencananya akan dijual ke penadah yang berada di Kota Palu.
Baru-baru ini Kepolisian Resor Donggala berhasil mengamankan 2,4 ton minyak tanah yang diduga akan diseleundupkan ke Kalimantan Timur.