Selasa 20 Mar 2012 11:15 WIB

Indeks Lingkungan: Bali Teratas, Jakarta Terburuk

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Hafidz Muftisany
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Berth Kambuaya
Foto: Antara
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Berth Kambuaya

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Menteri Negara Lingkungan Hidup, Berth Kambuaya menyebutkan, Bali patut dijadikan contoh dalam hal pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup. Itu dikarenakan keberhasilan daerah pariwisata ternama di Indonesia itu dalam menjaga kualitas lingkungan hidupnya.

"Bali di ranking teratas, Jakarta terendah. Bahkan indeks kualitas lingkungan hidup Bali mencapai 99,5," kata Kambuaya di Denpasar, Bali, Selasa (20/3).

Hal itu dikemukakan Kambuaya kepada wartawan di sela-sela acara Pembukaan Rapat Koordinasi Regional Bali dan Nusa Tenggara. Rakor yang dihadiri jajaran KLH pusat maupun utusan KLH tiga provinsi (Bali, NTB dan NTT) itu, bertemakan "Mewujudkan Sinergi Program Pusat da Daerah Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Secara Optimal, Konkrit dan Strategis Melalui Peningkatan Ekoregion".

Disebutkan Menteri, walaupun di Bali masih ada rapor merahnya, namun Bali menjadi yang terbaik secara nasional. Di region Bali-Nusa Tenggara, dari 24 perusahaan yang  diperiksa pada 2011, satu diantaranya mendapat rapor hitam atau mendapat catatan terburuk, yakni berlokasi di NTT. Perusahaan yang mendapat rapor hitam, adalah perusahaan yang tidak mau mengurus atau memperbaiki dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Secara nasional pada tahun lalu kata Menteri, ada 1.032 perusahaan yang diperiksa dan 49 yang mendapat rapor hitam. Urutan perankingan yang terbaik adalah emas, disusul hijau, biru, merah dan hitam yang terburuk. "Kalau yang rapor hitam, bila setelah dibina masih tidak mau memperbaiki diri, ada kemungkinan akan diproses secara perdata dan mungkin juga pidana," katanya.

Untuk Bali sebutnya, sebagai daerah pariwisata yang mengandalkan pantai, kondisi tepi pantai yang bersih dan lestari harus terus dijaga. Sehingga lanjutnya, pengelolaan sampah dan limbah hotel dan restoran, harus benar-benar dikendalikan. "Jangan sampai karena mengabaikan lingkungan, citra pariwisata Baliadi rusak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement