Senin 19 Mar 2012 21:58 WIB

BNPT Sebut Penembakan Terduga Teroris 'Pembelaan Darurat'

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Hafidz Muftisany
Kepala BNPT, Ansyad Mbai
Foto: Antara
Kepala BNPT, Ansyad Mbai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai menegaskan, Bali masih aman untuk dikunjungi wisatawan. "(Bali) aman. Ini sudah berhasil dilumpuhkan, sebelum dia action. Kalau itu terlambat sedikit, anda bisa bayangkan gaungnya itu. Mercon saja sudah luar biasa," katanya di gedung DPR, Jakarta, Senin (19/3).

Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror menembak mati lima terduga teroris di dua lokasi di Bali. Saat ditangkap para pelaku merencanakan perampokan di Bali Money Changer di Jalan Sriwijaya, Kuta, dan toko emas di Uluwatu, Jimbaran. Dari tangan para pelaku disita dua pucuk senjata api FN, dua magasin, 48 butir peluru kaliber sembilan milimeter dan penutup wajah.

Ia menjelaskan, penembakan itu sudah berdasarkan standar prosedur yang berlaku. Termasuk standar yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.  "Ada konvensi yang sama persis sama dengan KUHP kita. Namanya pembelaan darurat, itu dibenarkan. Kalau di PBB saya lupa namanya," kata dia.

Hanya saja, jelasnya, secara ideal memang menangkap penjahat harus hidup-hidup. Sayangnya, kondisi ideal itu tak selamanya ada di lapangan.

"Idealnya itu pejahat didatangi polisi secara baik-baik. tapi anda tahu mereka penjahat yang lari sehabis merampok. Punya senjata. Ketika berhadapan seperti itu sudah tak normal lagi. Itu namanya kondisi darurat. Orang kalau sudah pegang senjata, dia penjahat sudah jelas melawan," cerita Ansyaad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement