Ahad 18 Mar 2012 21:56 WIB

TKI Disetop Arab, Bukti Pemerintah Tak Serius

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Hafidz Muftisany
TKI, ilustrasi
Foto: Antara
TKI, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Keputusan penghentian impor Tenaga Kerja Indonesia dan tenaga kerja Filipina oleh kerajaan Arab Saudi menandakan pemerintah Indonesia tidak serius dengan moratorium pengiriman TKI ke negara itu. Analis kebijakan Migrant Care, Wahyu Susilo mengungkapkan penghentian impor TKI menunjukkan Arab Saudi masih menerima TKI pasca moratorium Agustus 2011 lalu.

"Berarti selama ini masih ada pengiriman secara sembunyi-sembunyi," ujar dia saat dihubungi Republika, Ahad (18/3). Meskipun selama ini pemerintah mengklaim tidak ada pengiriman TKI baru, menurut Wahyu kebenaran itu harus di cek. Ia khawatir banyak TKI baru yang berangkat ke Saudi namun lebih dulu transit di negara lain seperti Uni Emirat Arab atau Oman. Beberapa kali ia menemui kasus yang begitu pasca moratorium. Menurut dia, pengawasan pengiriman TKI pasca moratorium masih banyak yang 'bolong'.

Wahyu juga mengira upaya penghentian impor TKI sebagai sinyal pemerintah Arab tidak punya komitmen memberikan perlindungan kepada TKI dan tenaga kerja Filipina.

"Artinya mereka berpendapat selama ini perlindungan TKI dan Filipina itu merepotkan," kata dia.

Meskipun pemerintah Indonesia telah menandatangani kesepatakan dengan pihat swasta Arab tentang perlindungan TKI, menurut Wahyu kesepakatan itu tidak sah. Ia berpendapat kesepakatan itu tidak pantas karena ditandatangani oleh swasta Arab dan pemerintah Indonesia. Seharusnya, kesepakatan itu ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah Arab.

"Tidak ada kepantasan ukuran," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement