Ahad 18 Mar 2012 17:06 WIB

Pengecer Kesulitan Dapat BBM

Rep: Yulianingsih/ Red: Dewi Mardiani
BBM Langka (Ilustrasi)
Foto: antara
BBM Langka (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) 1 April 2012, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) semakin memperketat pembelian BBM dengan jerigen. Bukan hanya pembatasan pembelian dengan jerigen yang dilakukan SPBU, bahkan ada SPBU yang menolak pembelian jerigen sama sekali. Pembelian BBM dengan jerigen harus menggunalan surat rekomendasi dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) setempat.

Akibatnya, pengecer BBM semakin kesulitan memperoleh BBM untuk dijual kembali. Martoyo salah satunya, pengecer BBM di Jalan Imogiri Timur, Giwangan, Yogyakarta ini mengaku kesulitan memperoleh BBM. "Kemarin masih dibatasi membeli maksimal 20 liter, tetapi sekarang sudah tidak bisa membeli dengan jerigen harus menyertakan surat rekomendasi dari Disperindagkop," terangnya, Ahad (18/3).

Karena tidak bisa membeli dengan jerigen, Martoyo akhirnya membeli bensin dengan sepeda motor Tiger miliknya. Dia mengisi penuh tangki BBM sepeda motornya tersebut untuk kemudian di tuang kembali ke dalam botol botol eceran. Dia bisa membeli BBM dengan cara tersebut hingga enam sampai tujuh kali sehari.

Kepala Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Heru Priya Warjaka mengatakan, pihaknya siap menyediakan surat rekomendasi untuk usaha kecil dan menengah yang membutuhkan pembelian BBM dalam jumlah banyak. Namun surat rekomendasi ini hanya diberikan pada UKM bukan pengecer. "Itupun harus disertai surat ijin dari RT/RW bahwa yang bersangkutan memang UKM di wilayah itu," tandasnya.

Sementara itu Pertamina area Jawa Tengah dan  Yogyakarta menambah persediaan BBM non subsidi jenis Pertamax menjelang kenaikan harga. Tangki timbun di Terminal BBM seluruh Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ditambah, dari yang semula hanya 6 tanki timbun dengan kapasitas 41.314 kilo liter menjadi 13 tanki timbun dengan kapasitas 92.314 kilo liter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement