REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kejahatan pornografi anak kian mengkhawatirkan. Menurut pakar kriminologi Universitas Indonesia, Prof Adrianus Meliala PhD, posisi Indonesia mulai bergeser tak sekadar konsumen tapi juga 'penyuplai' anak-anak untuk dilacurkan.
"Anak-anak Asia kini jadi incaran pedofilia Barat," katanya, di sela-sela seminar 'Online Child Pornography' yang diselenggarakan di Kampus FISIP UI, Depok, Kamis (15/3). Menurut dia, cara pelaku menjerat korbannya sangat halus. Beberapa menggunakan kedok turisme.
Transaksi dari pornografi anak di tingkat global pun menurut Adrianus, terus meningkat. Tahun lalu, angkanya mencapai 400 miliar dolar AS, jauh di atas transaksi narkoba dan senjata.
Ia mengurai mengapa "bisnis" pornografi ini terus berkibar. "Pornografi adalah industri yang menggiurkan bagi banyak orang, dengan operasi yang jauh lebih mudah dan berisiko rendah," katanya.
Menurut dia, semestinya satgas anti-pornografi juga serius menyasar persoalan ini. "Kita terancam kehilangan satu generasi jika hal ini tak segera ditangani," katanya.