REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Taufan Rotorasiko, mengecam tindakan represif aparat dalam menghadapi aksi unjuk rasa mahasiswa menolak rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
KNPI juga menyayangkan tindakan aparat yang melakukan penyerangan terhadap sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta di Cilosari 17, Cikini, Jakarta Pusat.
"Sikap KNPI tegas, kita menolak tindakan represif aparat. KNPI juga sayangkan sikap aparat datangi sekretariat HMI Jakarta. Jangan sampai penolakan rencana kenaikan BBM ini semakin meluas, hanya gara-gara sikap represif aparat itu sendiri," kata Taufan di Jakarta, Kamis (15/3).
Taufan juga meminta aparat kepolisian agar bisa menahan diri untuk tidak menggunakan cara-cara represif dalam menghadapi aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa.
Menurut dia jika aparat memilih menggunakan cara-cara represif menyikapi aksi unjuk rasa, nantinya akan menimbulkan reaksi balik dari kalangan mahasiswa itu sendiri. "Saya berharap aparat harus bisa menahan diri dan jangan sedikit-sedikit bersikap represif," ujarnya.
Taufan menambahkan, cara-cara represif yang dipilih aparat dalam mengamankan aksi unjuk rasa justru akan menurunkan kredibilitas pemerintah sendiri sehingga akan muncul isu baru di luar rencana kenaikan harga BBM.
Untuk diketahui, markas HMI Jakarta disatroni aparat keamanan. Markas tersebut tepatnya beralamat di kawasan Cilosari 17, Cikini, Jakarta Pusat. "Kawan-kawan (HMI) melakukan aksi mengkritisi kebijakan kenaikan harga BBM di Cikini Raya dan direspons dengan sikap represif aparat," kata Wakil Sekretaris Umum PTKP Badko HMI Jabodetabeka-Banten, Alfian Ramadhani.
Dijelaskan Alfian, aparat mendatangi markas HMI dan buku-buku yang tersimpan di situ langsung diobrak-abrik aparat yang datang. Aparat tersebut datang pada Rabu (14/3) sekitar pukul 20.00 WIB.