REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan mengingatkan banyaknya anak usaha BUMN yang berencana berekspansi ke luar negeri untuk tidak salah pilih dalam menentukan arena ekspansi. Salah satunya adalah Timur Tengah. Dahlan tidak ingin mengulang kegagalan salah satu perusahaan negara, PT Wijaya Karya di Timur Tengah.
"Kita pernah ekspansi ke luar negeri tapi babak belur karena salah memilih arena, yaitu Timur Tengah," ujar Dahlan kepada Republika di kantornya, Selasa (13/3). Oleh karenanya, lokasi-lokasi berinvestasi di Timur Tengah perlu ditinjau ulang.
Awal tahun lalu, Wika berencana mengikuti proyek infrastruktur di kawasan Timur Tengah, yaitu Qatar. Wika juga menjajaki Arab Saudi, Aljazair, dan Kuwait.
Wika, kata Dahlan, boleh berinvestasi kembali di negara-negara Timur Tengah namun dengan syarat yang keras. Misalnya jaminan pengamanan terhadap kontrak, margin yang besar, dan risiko berusaha lebih kecil.
"Jangan sampai kita terantuk dua kali di tempat yang sama," ujar Dahlan.
Dahlan sendiri lebih mendorong rencana beberapa perusahaan BUMN untuk mulai menjajaki kemungkinan berinvestasi lebih besar di negara-negara ASEAN seperti Myanmar dan Kamboja.
Myanmar dan Indonesia sudah membina hubungan baik sejak dulu. Indonesia termasuk negara yang mendukung penuh keikutsertaan Myanmar sebagai anggota ASEAN. Myanmar termasuk negara yang sedang mulai membangun. Persaingannya belum banyak. Jika Indonesia masuk, maka peluangnya lebih awal dibandingkan negara lain.
Tiga BUMN yang akan melakukan penjajakan ke Myanmar, di antaranya PT Bank Negara Indonesia (BNI), PT Wika, dan PT Pertamina. Ketiganya, kata Dahlan, akan menaruh perwakilan untuk berkantor di sana dan belajar banyak hal dalam mencari peluang berusaha.