REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM di Bogor diwarnai kericuhan. Puluhan mahasiswa yang hendak menuju Istana Kepresidenan Bogor dihadang barikade aparat kemanan.
Kericuhan bermula ketika rombongan mahasiswa tengah melakukan long march di Jalan Ahmad Yani, Kota Bogor. Puluhan aparat membentuk pagar betis mencegat mahasiswa memasuki kawasan Istana. Kemacetan panjang di sekitar lokasi pun tak dapat dihindarkan.
Sejumlah pengguna jalan yang merasa terganggu dengan aksi tersebut sontak meneriakkan kata-kata bernada mengeluh. Mereka membunyikan klakson kendaraan masing-masing meminta mahasiswa bubar. "Katanya mau membela rakyat, tapi kalau begini caranya kan malah bikin repot," kata seorang sopir angkot yang melintas.
Sejumlah mahasiswa justru terprovokasi dengan kekesalan pengguna jalan tersebut. Mereka semakin bertekad menerobos barikade aparat keamanan. Aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat pun terjadi. Kondisi semakin memanas ketika petugas mengamankan seorang mahasiswa peserta aksi. "Penghadangan ini membuktikan bahwa Presiden memang tidak peduli terhadap nasib rakyat," kata seorang mahasiswa, Wahyu.
Menyadari kondisi yang semakin memanas, kordinator aksi kemudian meminta para demonstran untuk melantunkan shalawat agar mahasiswa yang diamankan aparat segera dibebaskan. Setelah suasana berangsur kondusif, polisi pun membebaskan mahasiswa yang diamankan. Pembebasan mahasiswa tersebut sekaligus membubarkan aksi demonstrasi yang sempat menimbulkan kemacetan panjang tersebut.