Jumat 09 Mar 2012 16:40 WIB

Novelis Okky Madasari Sentil Presiden SBY

Rep: Indah Wulandari/ Red: Dewi Mardiani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Novelis muda Okky Madasari menyentil nurani rasa toleransi keberagamaan negeri ini melalui novel terbarunya, Maryam. Dikemas bersama album Terbangkan Mimpi, Okky menyuarakan penderitaan dan ketidakadilan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

”Novel ini tidak pada posisi membela atau membenarkan keyakinan apapun. Novel Maryam hanya ingin memperjuangan hak-hak warga negara yang terampas,” kata Okky, Jumat (9/3). Ia berharap kisah yang diangkat dari realita ini seharusnya menjadi peringatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden berikutnya bahwa tidak ada demokrasi dan penghormatan terhadap hak azasi manusia tanpa penegakan hukum yang tegas.

Beberapa fotonya dipamerkan bersamaan dengan peluncuran novel Maryam, dengan judul pameran Yang Terusir Karena Iman yang digelar di Galeri Cipta TIM, Rabu (7/3) malam. Pelucuran ini diisi orasi budaya oleh aktivis perempuan dan mantan Ketua Fatayat NU yang sekarang menjabat Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Maria Ulfah Anshor.

Lalu ada pembacaan cerita dari petikan novel Maryam dari berbagai kalangan, yakni Lola Amaria (pekerja seni), Tunggal Pawestri (aktivis), dan Junaita Wiratmaja seorang pembaca berita. "Cerita dalam novel ini mencerminkan demokrasi Indonesia yang masih gamang," ungkap Okky.

Dia mengatakan, novel Maryam tidak pada posisi membela atau membenarkan ideologi atau keyakinan apapun. Novel Maryam hanya ingin memperjuangkan hak-hak warga negara yang terampas hanya karena perbedaan iman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement