REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena badai matahari yang terpantau Senin, 23 Januari 2011 lalu dikhawatirkan masih membawa dampak panjang bagi operasional sistem telekomunikasi, navigasi, fungsi satelit, dan sistem perbankan. Ledakan yang terjadi di bintik matahari 1402 itu terdahsyat sejak 2005.
Badai matahari pernah menimbulkan dampak pada 1989 dan 2000 terhadap sistem kelistrikan negara- negara di lintang tinggi dan dekat kutub, antara lain Kanada. Lalu bagaimana dengan Indonesia ?
“Bagi Indonesia, fenomena alam ini tidak memberi pengaruh berarti. Badai Matahari ini diperkirakan akan mencapai ekstrem pada tahun 2013,” ujar Deputi Bidang Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, Kamis (8/3).
Badai matahari berskala menengah tinggi itu, menurutnya, berpotensi mengganggu operasional satelit, seperti satelit komunikasi. Bila gangguan tidak dapat diatasi oleh operator satelit, ada kemungkinan akan mengganggu telekomunikasi penggunaan telepon seluler, siaran TV, dan komunikasi data perbankan.
Radiasi dari matahari itu tidak akan berefek langsung bagi tubuh manusia. Juga tidak ada efek radiasi ketika berkomunikasi menggunakan telepon seluler. Efek paparan proton hanya terjadi di wilayah kutub.