Jumat 09 Mar 2012 02:09 WIB

Diprotes Perempuan, Kapolda Ini Dapat Hadiah Celanda Dalam

Mahasiswa menggelar kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. (ilustrasi).
Foto: Antara/Herry Murdy Hermawan
Mahasiswa menggelar kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU---Diprotes keras para perempuan, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana mendapat hadiah celana dalam perempuan. "Kalau Kapolda tidak segera menyelesaikan kasus pemerkosaan, kami akan membawa celana dalam yang lebih banyak lagi dan kami kirimkan ke Kapolri," kata koordinator lapangan pengunjuk rasa, Nurlela Lamasituju.

Salah satu desakan pengunjuk rasa dari berbagai elemen organisasi tersebut adalah penyelesaian proses hukum atas dugaan pemerkosaan yang dilakukan oknum polisi terhadap siswa kelas III SMU di Palu akhir Februari 2012.

Dalam aksi tersebut, pengunjuk rasa membawa serta celana dalam perempuan yang diikat dengan tali memanjang. Setelah tiba di halaman depan Markas Polda Sulawesi Tengah, celana dalam tersebut diserahkan ke Kapolda melalui Kabag Penum Humas Polda Kompol Rostin Tumaloto dan Kabag Ops Polres Palu Kompol Sutrisno.

Pengunjuk rasa tersebut mengatasnamakan 'crisis centre' kekerasan aparat Polri terhadap perempuan dan anak (CC Kapak).

Hadir pula di tengah mereka, orang tua korban pemerkosaan sekaligus memberikan testimoni atas tekanan psikologis yang ia alami atas proses hukum yang menimpa anaknya IR (17 tahun).

Dalam keterangannya, ibu kandung korban mengatakan bahwa oknum polisi Brigadir Nas tidak saja melakukan kekerasan terhadap anaknya, namun juga terlibat dalam judi kupon putih. "Anak saya yang disuruh membeli kupon putih," katanya.

Ibu kandung korban juga menyayangkan penanganan terhadap pelaku cenderung dilindungi karena saat diperiksa yang bersangkutan menggunakan helm berkaca gelap. Dia mengatakan pelaku telah melecehkan lembaga kepolisian setempat.

Pengunjuk rasa mendesak Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana agar bertanggung jawab atas semua kasus kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi di daerah itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement