Rabu 07 Mar 2012 22:03 WIB

Ada 18 Ribu TKI Bermasalah Dideportasi dari Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG - Kementerian Sosial memperkirakan sebanyak 18.000 tenaga kerja Indonesia bermasalah yang dideportasi Malaysia akan masuk penampungan sementara di Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau.

"Kami menargetkan akan ada sebanyak 18 ribu orang tenaga kerja Indonesia (TKI) bermasalah yang akan ditampung di Tanjungpinang setelah dideportasi Malaysia," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Kementerian Sosial, Akifah Elansary usai rapat koordinasi penanganan TKI Bermasalah di Tanjungpinang, Rabu (7/3)

Menurut Akifah, target 18 ribu orang TKI bermasalah yang dideportasi menuju Tanjungpinang itu, berkurang dari target sebelumnya yang diperkirakan mencapai 24 ribu orang pada 2012. "Anggaran pemulangannya tetap sebesar Rp15 miliar, hanya target sebanyak 24 ribu orang berkurang menjadi 18 ribu orang," ujarnya.

Selama 2011, TKI deportasi yang singgah di Tanjungpinang mencapai 16 ribu orang, lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata mencapai 30 ribu orang per tahun sejak 2003. Menurut dia, target sebanyak 18 orang pada 2012 itu bisa berkurang menjadi 10 ribu, karena selama Januari sampai Februari 2012 baru 900 orang TKI bermasalah yang dideportasi Malaysia.

Berkurangnya jumlah TKI bermasalah yang dideportasi Malaysia itu, menurut Akifah merupakan salah satu keberhasilan pemerintah dengan adanya program moratorium, pemutihan dan pengetatan jalur masuk tidak resmi bagi TKI ke Malaysia. Selain itu, menurut dia para TKI yang dideportasi nantinya akan diberikan modal untuk hidup sesampai di Tanah Air.

"Mereka miskin bahkan sangat miskin setelah dideportasi dari Malaysia, jadi Kementerian Sosial bukan hanya memulangkan tetapi juga memberikan modal untuk hidup di kampung halamannya," katanya.

Pelatihan untuk motivasi kerja menurut dia juga diberikan kepada TKI yang dideportasi, agar bisa mencari nafkah di negeri sendiri dan tidak kembali lagi bekerja secara ilegal ke Malaysia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement