Senin 27 Feb 2012 18:25 WIB

FPI-Pengurus Gereja Siap Bekerja Sama Bangun Cilacap

 Massa Front Pembela Islam (FPI) menggelar aksi demonstrasi menolak pencabutan perda pelarangan minuman keras.
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Massa Front Pembela Islam (FPI) menggelar aksi demonstrasi menolak pencabutan perda pelarangan minuman keras.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP - Front Pembela Islam (FPI) dan Badan Kerja Sama Antar-Gereja (BKSAG) Cilacap siap bekerja sama untuk membangun kabupaten ini menuju ke arah yang lebih baik.

"Kami tidak pernah menganggap penganut agama lain sebagai musuh. Musuh FPI adalah aliran sesat, koruptor, dan pelaku maksiat," kata Ketua FPI Cilacap Ustaz Suryo Haryanto di Sidareja, Kabupaten Cilacap, Senin (27/2).

Haryanto (panggilan akrab Ketua FPI Cilacap, red) mengatakan hal ini dalam Dialog Antarumat Beragama di Gedung PGRI Kecamatan Sidareja.

Oleh karena itu, kata dia, FPI siap bekerja sama dengan pihak manapun yang memiliki kesamaan visi dengan organisasi ini.

Menurut dia, hal ini perlu dilakukan agar Cilacap bisa bersih dari perilaku kotor. Kendati demikian, dia mengakui dalam upaya membersihkan perilaku kotor ini kadang terjadi kontak fisik.

"Kami juga siap untuk berdialog dengan pihak gereja," katanya.

Akan tetapi, kata dia, masalah yang dibahas dalam dialog tersebut tidak menyangkut persoalan akidah agama.

Ia mengakui bahwa masalah akidah ini memiliki perbedaan di antara satu agama dengan lainnya. "Jangankan Islam dan Kristen, dalam Islam saja ada sejumlah perbedaan, kalau dibahas tidak ada titik temu," kata Haryanto menjelaskan.

Sementara itu, Ketua BKSAG Cilacap Lazardus Prawadi mengatakan bahwa dialog ini merupakan langkah awal untuk menjalin komunikasi serta kerja sama antara BKSAG dan FPI.

Selain itu, kata dia, dialog ini juga untuk meyakinkan pihak gereja secara umum tentang keberadaan FPI terkait dengan berbagai pemberitaan yang muncul, khususnya sejumlah gerakan untuk membubarkan organisasi tersebut di berbagai daerah.

"Kami tidak apriori terhadap FPI. Di sini, kami dapat pemaparan jelas dari Ustaz (Haryanto, red). Kami tidak takut dengan FPI, kami justru ingin menggandeng dan bekerja sama dengan FPI," katanya.

Ia mengakui adanya perbedaan antara BKSAG dan FPI. Akan tetapi, kata dia, perbedaan itu tidak perlu dijadikan sumber masalah.

"Yang kami inginkan adalah gereja dan FPI bisa bergandengan tangan untuk membangun Cilacap agar ke depan bisa lebih baik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement