Senin 27 Feb 2012 15:22 WIB

PUIC Usulkan Bali Gelar Konferensi Antargama

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Delegasi Parlemen Indonesia menyambangi Rabitoh Al Alam Al Islami (Liga Muslim Dunia) usai menghadiri Pertemuan Konsultasi Ketua Parlemen G20 ke-3 di Riyadh, Arab Saudi, Senin (27/2). Dalam kesempatan tersebut, Marzuki Alie selaku presiden Parlemen Organisasi Kerjasama Islam (PUIC) mengusulkan untuk menggelar konferensi agama dan budaya di Bali.

‘’Dalam rangka mempromosikan Islam, kami ingin mengadakan dialog antar agama di Bali untuk menunjukkan keberagaman Indonesia,’’ kata Marzuki Alie dalam pertemuan dengan Sekjen Liga Muslim Dunia, DR. Abdullah bin Abdul Mohsin Al Turki, Riyadh, Senin.

Marzuki berharap PUIC dan Liga Muslim Dunia bisa bekerjasama dalam mewujudkan rencana tersebut. Sebagai negara dengan umat Islam terbesar, Indonesia berkepentingan untuk menjalin kerjasama dengan Liga Muslim Dunia dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. PUIC dan Liga Muslim Dunia perlu mempererat kerjasama dalam membawa umat Islam lebih bersatu dan bermartabat.

Sementara, Abdullah menyebut Indonesia sebagai kebanggaan dan cermin dunia Islam. Dia menilai tantangan umat Islam semakin banyak sehingga umat Islam harus bekerjasama. Salah satunya kesiapan Liga Muslim Dunia menjalin kerjasama dengan PUIC dalam merealisasikan dialog antaragama di Bali.

‘’Kami berharap kunjungan ini dapat meningkatkan hubungan baik Indonesia dengan Liga Muslim Dunia dan Arab Saudi,’’ kata Abdullah. ‘’Kami siap menjalin kerjasama. Kerjasama PUIC dan Liga Muslim Dunia penting untuk menyebarkan nilai-nilai Islam.’’

Delegasi Parlemen Indonesia tidak hanya mengunjungi Rabitoh Al Alam Al Islami. Dalam kesempatan tersebut, rombongan mengunjungi Sekolah Indonesia Riyadh yang sudah berdiri sejak 1986. Rombongan disambut dengan tawa ceria lepas anak-anak Indonesia berbaju Pramuka. ‘’Orang Arab.. Orang Arab..,’’ sahut salah seorang murid SD. ‘’Bukan.. Aku orang Indonesia asli,’’ jawab Republika.

Sekolah Indonesia Riyadh memiliki murid sebanyak 297 orang mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Sebanyak 80 persen adalah anak-anak Indonesia yang lahir di Arab Saudi. Dari 172 orang tua murid, sebanyak 58,6 persen merupakan pekerja nonprofesional seperti sopir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement