REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Goodwill Zubir mengingatkan media massa semestinya seimbang dalam memberitakan Front Pembela Islam (FPI), terkait penolakan masyarakat Kalimantan Tengah terhadap kedatangan aktivis ormas itu.
Seusai peresmian auditorium Muhammadiyah Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu, Goodwill pun mengatakan media massa jangan hanya melihat sisi negatif dari FPI, tetapi juga harus dilihat jasa-jasa yang sudah dilakukan FPI terhadap bangsa ini.
"Banyak kebaikan yang tidak terangkat dari FPI, seperti dakwah terhadap penentangan peredaran minuman keras, penghentian praktik pelacuran, dan perjudian. Ini merupakan hal baik yang tidak pernah terpublikasikan," kata Goodwill.
Selain itu, Goodwill melihat saat ini opini masyarakat sudah dibentuk oleh media massa terhadap FPI. Menurut dia, kejelekan FPI sudah tertanam di benak masyarakat bahwa FPI itu sudah identik dengan kekerasan.
"Kalau permasalahan kekerasan yang dilakukan oleh FPI, kita memang tidak sepakat karena Islam tidak mengajarkan kekerasan. Tetapi FPI tidak bisa dipisahkan dari Islam kerena mereka memeluk agama Islam," katanya.
Goodwill menyarankan kepada pemerintah sebaiknya tidak langsung memberi vonis kepada FPI, tetapi semua pihak terkait harus diajak untuk duduk bersama membicarakan masalah ini.
"Jika perlu semua ormas Islam dikumpulkan untuk membahas masalah FPI," kata dia. Lebih lanjut Goodwill berharap agar publik jangan memvonis Islam yang melakukan kekerasan selama ini tetapi merupakan ulah oknum saja.