REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Menteri Agama Suryadharma Ali menyarankan sebaiknya media massa lebih berimbang dalam memberitakan masalah organisasi masyarakat yang anarki, terlebih untuk Front Pembela Islam (FPI) yang sekarang sedang 'hangat' diperbincangkan.
"Sebaiknya media massa juga lebih jernih dalam memilah penyebab wacana itu (pembubaran FPI) muncul," katanya kepada wartawan di Pekanbaru usai meletakkan batu pertama pembangunan Asrama Haji Riau, Sabtu.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini juga mengatakan tidak begitu yakin dengan berbagai pemicu, yang kemudian menimbulkan wacana pembubaran untuk organisasi Islam tersebut.
"Jujur, saya kurang yakin kalau kasus penolakan FPI di Palangkaraya yang menjadi pemicu wacana pembubaran FPI. Mungkin saja ada penyebab atau kepentingan lainnya," kata dia.
Oleh karena itu, kata Suryadharma, sebaiknya media massa sebagai penyampai informasi rakyat dapat lebih jernih menyikapi kasus ini. "Setidaknya, selain meminta pendapat pengamat atau pihak-pihak yang dirugikan, media massa juga selayaknya meminta komentar FPI. Karena bagaimana pun pemberitaan itu terkait FPI," ujarnya.
Kendati demikian, kata dia, pihaknya tetap mendukung penegak hukum dalam menindak tegas oknum ormas yang selalu mengedepankan kekerasan. "Kalau memang oknum di tubuh ormas termasuk FPI terbukti telah melakukan tindak kekerasan, saya setuju mereka ditindak," katanya.