Jumat 24 Feb 2012 20:11 WIB

Capres Saat Ini Tenar karena Popularitasnya Bukan Integritasnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Nama-nama calon presiden (capres) yang saat ini menjadi pilihan masyrakat hanya didasarkan pada popularitas semata, bukan berdasarkan pada integritas.

"Dari hasil survei LSI soal calon presiden ideal pada pemilu presiden 2014 masih memunculkan nama-nama politisi tua," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indoesia (LSI) Saiful Mujani pada diskusi 'Premanisme Politik di Jagat Nasional' di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (24/2).

Hasil survei LSI soal calon presiden idel 2014 yang dipublikasikan di Jakarta, Kamis (23/2), yakni 10 nama calon presiden paling populer adalah, Megawati Soekarnoputri dipilih oleh 22,2 persen responden, Prabowo Subianto (16,8 persen), Aburizal Bakrie (10,9 persen), dan Wiranto (10,6 persen).

Menurut Mujani, nama-nama calon presiden yang menjadi pilihan masyarakat adalah nama-nama politisi tua yang sudah berkiprah sejak era reformasi bergulir. "Para politisi tua itu memang populer, tapi jauh dari ideal," katanya.

Peneliti Senior LSI ini menilai, integritasnya masih jauh dari ideal, apakah mereka memiliki rekam jejak yang baik, bersih, dan tidak memiliki cacat. Doktor ilmu politik ini mengakui, selama lima tahun terakir masih sulit menemukan calon presiden yang ideal sesuai harapan masyarakat.

Kultur politik di Indonesia, menurut dia, pemimpin yang menghadapi suatu persoalan tetap menduduki jabatannya hingga selesai. "Padahal, pemimpin di Jepang dan China yang menghadapi suatu persoalan, akan mundur dari jabatannya karena malu," katanya.

Menurut dia, masayarakat masih memilih calon presiden yang populer meskipun minim integritas. Mujani juga menyatakan, kecewa karena sampai saat ini belum muncul nama-nama politisi muda sebagai calon presiden alternatif.

Ia menilai, belum munculnya nama-nama politisi muda tersebut, karena mereka belum berbuat dan melakukan sesuatu yang membentuk opini publik positif, sehingga memori yang terekam di benak publik masih para politisi tua.

Persoalan lainnya yang membuat politisi muda tidak populer, menurut dia, karena ada sejumlah nama politisi muda yang terseret kasus korupsi yang saat ini masih dalam proses persidangan.

"Sejumlah nama politisi muda yang disebut-sebut dalam kasus korupsi membentuk opini publik, bahwa politisi muda juga sama saja dengan politisi tua," katanya.

Mujani mengingatkan, agar para politisi muda berbuat sesuatu sehingga tercatat pada memori publik. "Jika para politisi muda tidak berbuat sesuatu dan popularitasnya tidak naik hingga akhir 2012, Mujani memperkirakan politisi tua yang tetap lebih populer hingga 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement