Jumat 24 Feb 2012 16:37 WIB

29 Perempuan Jadi Korban Tembak Aparat dalam Kasus Bima

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Heri Ruslan
Kerusuhan di Bima, Sabtu (24/12)
Foto: Antara
Kerusuhan di Bima, Sabtu (24/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Korban peristiwa Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terjadi akhir Desember tahun lalu tak hanya laki-laki. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (KOmnas Perempuan) menemukan fakta, perempuan dan anak-anak juga turut menjadi korban kekerasan yang dilakukan aparat saat membubarkan aksi massa.

Dari 47 korban luka tembak, 29 di antaranya adalah perempuan. Menurut Ketua Sub Komisi Pemantauan Komnas Perempuan, Arimbi Heroepoetri, dari 29 korban luka tembak tersebut, sebanyak enam orang masih berstatus anak-anak.

“Perempuan dan bahkan anak-anak pun menjadi korban,” ungkapnya di Kantor Komnas Perempuan, di Jakarta, Jumat (24/2). Para korban itu, kata dia, sebagian besar mengalami luka tembak pada bagian kaki hingga badan. Hingga saat ini, sambungnya, para korban tersebut masih harus mendapatkan perawatan yang serius.

Selain korban fisik, menurut Arimbi juga masih terdapat korban psikis. Yakni masyarakat yang mengalami trauma secara psikologis akibat peristiwa kekerasan itu. Adapun jumlahnya, kata dia, jauh lebih besar ketimbang korban fisik.

Namun, pihaknya belum bisa memberikan rincian terkait jumlah. Hal itu, jelas dia, lantaran masih diperlukannya waktu untuk mengidentifikasi lebih jauh terhadap korban psikis tersebut. “Tapi yang pasti jumlahnya jauh lebih banyak,” ujarnya.

Karena itu, ia mendesak semua elemen terkait, pemerintah daerah dan pusat, untuk tidak hanya memberikan upaya pemulihan kepada korban fisik saja, melainkan juga psikis. Sebab, kata Arimbi, para kobran psikis tidak sekali pun diperhatikan kebutuhannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement