REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Para narapidana (napi) penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Denpasar, Bali, bersikukuh bertahan di LP terbesar di Bali itu. Karena saat hendak dievakuasi, Kamis (23/2), mereka sempat menolak kedatangan petugas yang hendak melakukan negosiasi pemindahan sejumlah narapidana.
Barulah sekitar 14.30 WITA, tim negosiasi yang terdiri dari unsur Kementerian Hukum dan HAM, TNI, dan Polri, serta perwakilan DPRD Bali, bisa masuk kedalam bangunan LP. Baru sekitar 17.00 WITA, ditemukan kata sepakat soal pemindahan warga binaan.
Namun ratusan personel gabungan polisi dan TNI yang akan bertugas melakukan evakuasi, menyatakan belum menerima perintah apapun. "Kami menunggu perintah, setiap saat kami bisa bergerak," kata salah seorang anggota Dalmas Polresta Denpasar di Lapas Kerobokan.
Kerusuhan di LP Kerobokan yang sempat mereda pada Rabu pagi, kembali memanas pada Rabu (22/2) malam. Para napi yang sebelumnya sudah terkendali, kembali membuat rusuh dengan menaiki menara pantau LP terbesar di Bali itu. Mereka selain menyerang petugas dengan batu, juga menjebol pembatas blok-blok dalam lapas. Para napi yang sebelumnya terkelompokkan dalam 14 blok, kini satu sama lain telah berbaur dan menyatu.