Rabu 22 Feb 2012 21:18 WIB

Kasus TKI di Arab Dijamin Tinggal 5 Persen

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Dewi Mardiani
TKI, ilustrasi
Foto: Antara
TKI, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah menjamin akan mengurangi masalah yang dihadapi TKI Arab Saudi. International Social Security Program (ISSP), sebuah organisasi internasional. bersedia memberikan bantuan kepada seluruh TKI yang berada di Saudi. Kesepakatan (MoU) ini ditandatangani ISSP bersama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), Rabu (22/2).

Penandatanganan MoU ini tak lantas membuat moratorium pengiriman TKI ke Saudi langsung dihapus. Juru bicara ISSP, M Anies Hasan mengungkapkan moratorium ini akan dihapus setelah penandatanganan kedua negara antara pemerintah Saudi dan Indonesia. "Paling lama tiga bulan lagi," ujar dia usai penandatanganan MoU. Artinya, baru tiga bulan lagi calon TKI baru boleh mendaftarkan untuk bekerja di Arab.

Bagi TKI yang memiliki masalah cukup mendatangi kantor ISSP di Riyadh, Jeddah, Madinah, dan Dammam. Anies mengungkapkan, ISSP akan membuka waktu selama 24 jam untuk membantu menyelesaikan semua permasalahan TKI. Semua biaya akan ditanggung oleh majikan TKI yang besarnya 750 Riyal. Demi keamanan, semua majikan TKI di Arab Saudi akan didata secara online.

"Perlindungan terhadap TKI menjadi fokus. Semua majikan akan didata," ujar dia. Ia mengungkapkan, tiap kali ada TKI Indonesia yang bermasalah, langsung akan berkoordinasi dengan KBRI, kemenakertrans, dan BNPTKI.

"Tergantung nanti apakah hukum, sakit atau kasus lain," katanya. Ia menekankan, jika TKI Indonesia terjerat kasus hukum dan masih dalam proses, sementara ia sudah pulang, maka penyelesaian masalah akan dilakukan oleh ISSP. Hal ini menurutnya akan membuat efek jera bagi majikan agar tidak berlaku semena-mena.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement