REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentrokan antara pendukung calon bupati dari Partai Demokrat dan Golkar di Kabupaten Tolikara terjadi selama empat hari dari 14-18 Februari 2012. Korban tewas akibat bentrokan tersebut pun semakin membengkak menjadi 11 orang.
"Untuk kasus konflik antarkelompok di Kabupaten Tolikara pada 14-18 Februari lalu telah memakan korban total sebanyak 11 orang meninggal dunia," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (20/2).
Saud memaparkan sebanyak 11 korban tewas ini akibat dari luka panah dan bacok dari senjata yang digunakan dalam bentrokan tersebut. Selain 11 korban tewas, juga ada sebanyak 201 orang yang menderita luka berat akibat panah dan senjata tajam itu.
Dalam bentrokan tersebut juga terjadi pembakaran terhadap rumah, termasuk honai (rumah adat Papua) sebanyak 122 unit rumah. Kantor Partai Golkar dan Partai Demokrat serta kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Papua juga ikut dibakar massa.
"Kita belum tahu korban tewas dari kelompok mana saja. Saksi sudah banyak yang diperiksa tapi Polres Tolikara masih fokus untuk olah TKP (Tempat Kejadian Perkara). Untuk pelaksanaan pemilukada belum bisa ditentukan waktunya," ujar mantan Kepala Densus 88 ini.