REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengenai tingkat elektabilitas partai politik dinilai sebagai bentuk peringatan untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal itu diungkapkan Sekjen PKS, Anis Matta melihat di gedung DPR, Jakarta, Senin (20/2).
Dalam paparannya, LSI mencatat kalau PKS menempati posisi ke delapan dengan perolehan suara 3,7 persen. Dalam survei ini, PKS bahkan berada di bawah PAN, PKB, PPP, dan bahkan Partai Gerindra.
"Itu peringatan buat PKS. Makanya, hasil survei itu akan kita jadikan sebagai pertimbangan. Apalagi saat ini kita sedang melakukan rakornas di beberapa tempat. Jadi, sekaligus untuk mengevaluasi hasil survei ini," katanya.
Menurut Wakil Ketua DPR tersebut, hasil LSI itu merupakan gejala umum yang terjadi karena ada kemarahan publik terhadap partai politik secara umum. Termasuk terhadap partai dakwah tersebut.
Karena itu, ia menilai, PKS harus melakukan gebrakan yang signifikan untuk dapat meningkatkan tingkat elektabilitasnya di masyarakat. Antara lain, dengan menunjukan tingkat keprihatinan yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial. Serta menyelesaikan masalah-masalah korupsi yang saat ini marak terjadi.
"Kita ada survei internal. Tapi hasilnya tidak terlalu jauh berbeda dengan hasil LSI. Makanya kita melihat hasil LSI itu sebagai peringatan buat partai," ungkap Anis.