REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menegaskan kualitas rumah sakit di Indonesia tidak kalah dengan rumah sakit di luar negeri.
"Bahkan RSCM mungkin lebih baik dari rumah sakit di luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Jadi tidak bisa katakan kalau rumah sakit di luar negeri lebih berkualitas dibanding di Indonesia," kata Endang Rahayu Sedyaningsih disela Seminar dan Kongres VII Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi di Pontianak, Rabu (15/2).
Ia melanjutkan, pemerintah juga terus mendorong peningkatan kualitas rumah sakit dan tenaga kesehatan di Indonesia dengan berbagai program. Misalnya, membangun fasilitas kesehatan yang lebih lengkap di daerah perbatasan. "Karena pemerintah sudah berkomitmen menjadikan perbatasan sebagai teras negara," ujar dia.
Ia menambahkan, kondisi itu membuat masyarakat tidak perlu jauh-jauh lagi ke rumah sakit di luar negeri terutama yang tinggal di perbatasan.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah membantu meningkatkan kualitas dokter di Indonesia karena pelayanan kesehatan juga berkaitan dengan kepercayaan. "Kalau kepercayaan, tentu tidak bisa dipaksa. Bagaimana dokter melayani pasien dengan simpatik dan ramah," kata Endang Rahayu Sedyaningsih.
Ia tidak memungkiri terkadang dokter di Indonesia terlalu sibuk karena kebanyakan pasien sehingga pelayanan menjadi kurang memuaskan pasien.
Sementara Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya mengatakan, rumah sakit yang ada di provinsi itu harus bersaing dengan rumah sakit milik di Sarawak dan Malaysia.
"Jarak yang dekat dan akses yang mudah juga mendukung hal itu," kata Christiandy Sanjaya.
Pihak Malaysia menangkap peluang tingginya angka warga yang berobat ke rumah sakit di Sarawak dengan membuka penerbangan langsung setiap hari dari Pontianak ke Sarawak melalui maskapai MASWings.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat M Zeet Hamdy Assovie mengakui, potensi usaha di Kalbar, terutama untuk jasa penerbangan cukup tinggi, apalagi banyak masyarakat Kalbar yang berobat ke rumah sakit di Malaysia yang jumlahnya sekitar 300 orang per bulan, sehingga dengan adanya jasa transportasi ini bisa mempercepat waktu perjalanan dibanding menggunakan transportasi darat.