Jumat 10 Feb 2012 23:41 WIB

'Hormuz Tanah Kami, Iran tak Punya Keinginan Berkonfrontasi'

Mahmoud Farazandeh
Foto: www.presstv.ir
Mahmoud Farazandeh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Iran tidak pernah mengharapkan konfrontasi dengan pihak manapun. Pun terkait rencana negara itu menutup rute penting distribusi minyak, Selat Hormuz. Demikian Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh, menegaskan di Jakarta.

"Sejak ribuan tahun yang lalu, Iran bertugas mengamankan Selat Hormuz dan terus menjaga. Bangsa Iran tidak pernah mengharapkan konfrontasi, karena di situ merupakan tanah kelahiran kami," ujar Mahmoud usai Perayaan HUT Revolusi Islam ke-33 di Jakarta, Jumat (10/2) malam.

Namun, lanjut dia, ada pihak asing yang kemudian memaksakan konfrontasi dengan Iran. Padahal Iran berharap tidak akan melakukan konfrontasi lebih lanjut. "Masyarakat Iran pernah sekali dalam sejarah mengalami konfrontasi, yakni dengan Irak pada masa Saddam Hussein. Kami merupakan masyarakat yang sangat menuruti peraturan maupun norma yang berlaku," tambah dia.

Meskipun demikian, Iran tidak akan menerima hegemoni dari negara-negara lain dalam bentuk apapun terkait kebijakan dalam negeri negara itu. "Selain Allah, Iran tidak akan menerima hegemoni dari pihak manapun. Itu merupakan slogan dari Revolusi Islam yang ditangkap sangat cepat oleh negara-negara yang menginginkan kemerdekaan dan kebebasan," ujar Mahmoud.

Karena itu, lanjut dia, Iran sangat senang ketika diktator yang merupakan antek dan kaki tangan Barat seperti Husni Mubarak jatuh. "Kami percaya masyarakat kami selangkah lebih maju dibandingkan musuh-musuhnya," tegas dia.

Iran melontarkan ancaman akan memblokade jalur pengiriman minyak melalui Selat Hormuz, apabila negara-negara Barat menerapkan embargo ekspor minyak dari Iran.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memperketat sanksi ekonomi terhadap bank sentral Iran dan industri minyak Iran dalam beberapa minggu belakangan untuk menekan Teheran agar menghentikan pengayaan uranium, yang dituding untuk tujuan militer. Namun Teheran membantah dan mengatakan pengayaan itu dilakukan untuk tujuan sipil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement