Rabu 08 Feb 2012 14:08 WIB

Orang Miskin Dilarang Berobat ke RS Internasional?

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Ramdhan Muhaimin
Siloam Hospital
Foto: qualityindonesia.com
Siloam Hospital

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Rumah Sakit berstandar internasional bukan rumah sakit untuk orang kaya. Rumah Sakit berstandar internasional justru bertujuan untuk menghindari pasien yang mampu (kaya,red) agar tidak berobat ke luar negeri dan dapat mengcover pasien kelas bawah.

Hal itu dikemukakan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan  Supriyantoro pada wartawan usai menghadiri Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun RSUP Dr Sardjito ke-30, di Ruang Pertemuan Utama RSUP Dr Sardjito, Rabu (8/2). 

"Maksud berstandar internasional itu justru mutu pelayanannya yang berstandar internasional dan tidak mengubah menjadi mahal biayanya. Jadi kami ingin masyarakat terbawah ikut menikmati pelayanan fasilitas internasional," jelas dia. 

Jadi, dia menambahkan, dengan akreditasi JCI ini parameternya ada 1000 lebih diantaranya rumah sakit harus mengimplementasikan memberikan kepedulian kepada pasien (customer care), keselamatan pasien (patient safety) dan manajemen yang baik. 

Di Indonesia ada tujuh rumah sakit pemerintah vertikal di kota besar yang harus tersertifikasi badan akreditasi internasional JCI (Joint Comission  International) yakni RSCM di Jakarta, RSUP Dr Sardjito di Yogyakarta, RS Sanglah di Bali, RS Hasan Sadikin di Bandung, RS Wahidin di Makassar dan  RS Kariadi di Semarang.

Sekarang rumah sakit di Indonesia yang sudah berstandar internasional dengan JCI justru rumah sakit swasta yakni RS Siloam, RS Premiere Jatinegara, RS Premiere Bintaro, RS Santosa dan RS Eka. 

"RS Siloam justru menargetkan ada 2000 tempat tidur untuk kelas III. Pada bulan Mei 2012 di rumah sakit ini akan diresmikan 300 tempat  tidur untuk kelas III,''ungkap Supriyantoro. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement